Banjir Bandang Lahar Dingin Sumbar, Warga Butuh Bantuan Makanan hingga Selimut
Jumat, 17 Mei 2024 | 14:30 WIB
Sejumlah warga Bukik Batabuah, Candung, Agam, Sumatera Barat di lokasi pengungsian. (Foto: dok. pribadi)
Jakarta, NU Online
Warga di kawasan perbatasan Bukit Tinggi dan Agam, Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan bantuan berupa makanan serta selimut usai terdampak banjir Sabtu (11/5/2024) malam. Bencana ini disebabkan oleh intensitas hujan tinggi di hulu Gunung Marapi, yang memicu aliran lahar hujan.
“Kebutuhan paling utama pangan dan kebutuhan sandang seperti pakaian, selimut, dan perlengkapan mandi,” kata salah seorang warga Isratul Hidayad di Agam kepada NU Online, Jumat (17/5/2024).
Ia mengatakan, sebagian warga masih mengungsi di gedung sekolah, rumah saudara dan posko yang didirikan para relawan. Mereka terdiri dari anak-anak, perempuan serta lanjut usia (lansia) yang rumahnya terdampak tumpukan material vulkanik dari Gunung Marapi.
“Intensitas hujan di wilayah Gunung Marapi masih tinggi, kondisi itu akan membuat air semakin naik ke permukaan bakal terjadi luapan dan masih terdapat tumpukan vulkanik. Warga belum bisa menempati rumah khawatir terjadi bencana lagi,” tutur Hidayad.
Sementara itu, aktivitas warga utamanya anak sekolah dihentikan sementara waktu. Anak-anak yang sekolah yang tetap mengikuti ujian akhir dipindahkan ke gedung sekolah yang tidak dijadikan tempat pengungsian warga setempat. “Siswa dialihkan ke sekolah lain yang masih satu kecamatan dan tidak terdampak,” imbuhnya.
Oleh karenannya, Hidayad mengharapkan adanya bantuan tepat sasaran bagi pengungsi, apalagi untuk anak-anak dan lanjut usia yang terdampak banjir dan sudah sepekan mengungsi.
“Alangkah lebih baik bantuan langsung tepat sasaran dan disalurkan oleh kepala desa ke daerah yang terdampak. Mereka bisa melihat daftar warga yang terdampak melalui data base,” harapnya.
Untuk diketahui, banjir bandang lahar dingin melanda wilayah Sumatra Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam.Kejadian ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi. Empat kabupaten terdampak cukup parah akibat kejadian ini antara lain Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyampaikan, jumlah korban meninggal banjir dan tanah longsor Sumbar mencapai 67 orang hingga Kamis (16/5/2024) pukul 17.00 WIB.
Jumlah tersebut diambil dari data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB. Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor Sumbar pada Kamis masih sama dengan data yang dirilis Pusdalops BNPB pada Rabu (15/5/2024) pukul 12.00 WIB.
“20 orang hilang dan masih dalam pencarian, 3 orang meninggal dunia belum teridentifikasi dan saat ini berada di RS Sijunjung, serta 989 KK terdampak, 40 orang mengalami luka-luka,” ujar Abdul.