Pengungsi Gempa Cianjur Butuh Tambahan Terpal, Tinggal di Tenda Bersama 40 Orang dari 10 Keluarga
Selasa, 22 November 2022 | 20:00 WIB
Juhendi, warga RT 001 RW 04 Desa Cirumput, Cugenang, Cianjur saat sedang menceritakan kronologi gempa yang dialaminya, Selasa (22/11/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)
Cianjur, NU Online
Juhendi, salah seorang warga terdampak gempa Cianjur yang tinggal di RT 001 RW 04 Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, membutuhkan bantuan berupa tambahan terpal untuk memperluas tenda pengungsian.
Ia bersama sang istri dan dua anaknya, harus berdesakan tinggal di bawah tenda yang berukuran tidak terlalu luas, bersama 40 orang lainnya, termasuk anak-anak kecil, bayi, dan balita yang berasal dari 10 keluarga.
"Kalau kebutuhan saat ini mungkin terpal, karena ini juga mepet (berdesakan) banget. Dalam satu tenda ada 30 orang, 10 kepala keluarga. Kekurangan juga makanan, minuman, air putih," kata Juhendi, pemilik Majelis Taklim Nurul Iman Desa Cirumput, Cugenang, Cianjur itu.
Awal kejadian
Juhendi bercerita, pada saat gempa terjadi, ia bersama istri sedang berada di dalam rumah. Ia baru saja datang dari daerah Cikalong, sedangkan istri baru pulang dari pengajian.
Karena sama-sama merasa lelah, mereka sempat istirahat terlebih dulu. Merebahkan tubuh barang sebentar. Tak lama, Juhendi melihat jam yang menunjukkan hampir pukul 13.30 WIB.
Lantaran belum shalat zuhur, mereka kemudian bergegas mengambil wudhu ke kamar mandi. Saat sedang mengambil air wudhu, Juhendi merasakan ada getaran gempa. Tanpa pikir panjang, ia dan istri langsung berlari keluar untuk menyelamatkan diri.
Hanya hitungan detik, saat tiba di luar rumah. Ia sempat menoleh ke arah belakang, menatap rumahnya yang perlahan roboh, hancur, semua berjatuhan.
"Pas saya keluar, rumah ambruk Alhamdulillah nggak ada luka sedikit pun, karena kita cepat lari," kata Juhendi.
Sang istri, Timtim Fatimah menambahkan, pada saat kejadian gempa itu datang, kedua anaknya sedang berada di luar rumah. Sementara di Majelis Taklim Nurul Iman, ketika itu, tengah berlangsung pengajian. Walhasil, semua guru keluar. Begitupun anak-anak yang sedang mengaji.
Majelis Taklim Nurul Iman yang sehari-hari diasuh oleh Juhendi dan Timtim itu juga roboh, tak kuasa menahan getaran gempa berkekuatan 5,6 skala richter itu. Ditambah beberapa gempa susulan yang dalam hitungan menit terus terjadi mengguncang Cianjur.
Walhasil, setelah kejadian itu terjadi dan rumah serta majelis taklim luluh lantak akibat gempa, Juhendi dan Timtim bersama warga RT 001 RW 04 Desa Cirumput yang lain, membangun tenda darurat.
"Kita di sini berempat sama (dua) anak, anak saya yang satunya lagi (sedang) di pesantren. Jadi di sini ada dua anak. Alhamdulillah semua selamat. Anak-anak santri (Nurul Iman) juga alhamdulillah selamat," terang Timtim Fatimah.
Timtim dan Juhendi merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih berkali-kali ketika rombongan LAZISNU dan LPBI PBNU bersama PCNU Kabupaten Cianjur datang ke tenda darurat dengan membawa puluhan kotak nasi siap santap. Rombongan ini juga memberikan popok untuk bayi dan balita.
Beberapa pengungsi lain ada yang memohon agar dibawakan selimut, makanan ringan untuk anak-anak, dan tentu saja terpal agar bisa memperluas tenda darurat yang mereka diami itu.
Sebagai informasi, hari ini Tim NU Peduli Bencana yang terdiri dari LAZISNU dan LPBI PBNU bertolak ke Cianjur untuk meninjau lokasi sembari menyalurkan nasi kotak untuk para pengungsi atau warga terdampak gempa.
Selanjutnya, hasil peninjauan ini akan dilaporkan kepada PBNU. Kemudian, Tim NU Peduli ini akan kembali ke lokasi bencana dengan membawakan berbagai kebutuhan yang memang diperlukan.
LAZISNU PBNU saat ini juga membuka donasi untuk membantu meringankan beban korban gempa di Cianjur.
Bantuan dapat ditransfer melalui rekening Bank Central Asia (BCA) 0683331926 atas nama Yayasan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU. Konfirmasi transfer dapat menghubungi nomor 081398009800.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad