Subang, NU Online
Suasana haru terrekam saat prosesi pembaiatan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Subang, di halaman Masjid Darul Falah Pabuaran, Ahad (18/3).
Usai melakukan penghormatan kepada bendera merah putih, NU, GP Ansor dan Banser, lalu menciumnya, ratusan anggota Banser tersebut satu per satu disiram air bertabur bunga.
Isak tangis pun pecah saat orang tua mereka tiba-tiba muncul lalu menyiramnya seraya diiringi lantunan shalawat nabi dan Yaa Lal Wathan. Anak dan orang tua pun berpelukan.
"Saya memang minta izin dan restu kepada ibu saya waktu mendaftarkan diri ikut Diklatsar Banser, dan beliau mengizinkan. Tapi ini benar-benar kaget saat ibu saya muncul dan menyiram saya dengan air bunga," ujar Abdul Latif, peserta Diklatsar asal Pabuaran.
Dirinya merasa haru karena momentum itu sebagai pengobat lelah setelah tiga hari digembleng fisik dan mental serta ideologi ke-NU-an selama prosesi Diklatsar.
"Kehadiran sang ibu saat pembaiatan ini akan menjadi motivasi untuk semakin mantap jadi Banser dan berkhidmat kepada ulama, agama, bangsa dan negara," imbuh Latif disertai linangan air matanya.
Anggota Banser lainnya, Yana mengaku bangga karena secara tiba-tiba ibunya datang menjemput. Dirinya tak kuasa menahan air matanya saat ibundanya menyiram air kembang lalu memeluk dan menciumnya.
“Dalam tangisannya, ibu saya berbisik ditelinga dan mendoakan semoga saya menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi agama, bangsa dan negara. Ini yang membuat saya tak kuasa menahan air mata,” ujarnya.
Pelatihan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna tersebut diikuti oleh 330 peserta. Acara yang dipusatkan di Kampung Kaum, Desa/Kecamatan Pabuaran tersebut dihelat sejak Jumat (16/3) hingga Ahad (18/3) malam.
Dalam Diklatsar ini, turut dihadirkan beberapa instruktur baik dari Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas), Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser Jawa Barat hingga jajaran TNI/Polri dan menggemblengnya dengan konsep semi militer. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)