Ragam Kegiatan IPNU-IPPNU Korea Selatan Jelang Peringatan Harlah
Jumat, 17 Februari 2023 | 22:45 WIB
Para pengurus IPNU-IPPNU Korea Selatan berpose bersama usai rapat. (Foto: IG IPNU-IPPNU Korea Selatan)
Jakarta, NU Online
Dalam rangka menyambut peringatan hari lahir (Harlah) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) IPNU-IPPNU Korea Selatan menggelar berbagai kegiatan. Terdekat, IPNU-IPPNU Korea Selatan akan melangsungkan Khatmil Qur’an dan pengajian.
“Latar belakang rangkaian kegiatan terutama untuk Khatmil Qur’an ini sendiri karena kita sudah lama sekali belum pernah mengadakan event offline semenjak adanya Covid-19,” ujar Ketua IPNU Korea Selatan Adi Latif Mashudi kepada NU Online melalui telepon seluler, Jumat (17/2/2023).
Kegiatan Khatmil Qur’an dan pengajian akan berlangsung di gedung Sekretariat Majelis Wakil Cabang (MWC) Istimewa Gimhae pukul 10.00 WIB atau 11.00 KST pada Ahad (19/22023) lusa.
Selain itu, IPNU-IPPNU juga akan mengagendakan serial webinar yang mengangkat isu peran dan kesempatan pendidikan formal maupun non-formal bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Negeri Gingseng itu.
Baca Juga
NU Korea, Menghidupi NU dari Berdagang
“Membahas isu peran dan kesempatan pendidikan bagi pekerja migran Indonesia baik yang akan datang maupun yang sudah bekerja di Korea Selatan,” kata Adi.
Hal ini, lanjut dia, menimbang pendapatan para PMI yang relatif tinggi dengan range 20 juta per bulan. Webinar tersebut diharapkan bisa mendorong PMI memaksimalkan kesempatan untuk belajar selama bekerja di Korea Selatan.
“Korea sendiri yang tergolong sebagai negara maju, akan sangat bagus jika semua kesempatan yang ada bisa dimaksimalkan oleh mereka. Terutama generasi muda, karena hampir mayoritas sekarang yang datang ke Korea sebagai PMI masih di kisaran umur 19-23 tahun,” jabarnya.
Adi mengatakan, jumlah kader IPNU-IPPNU Korea Selatan saat ini sedikit agak unik. Rinciannya, IPNU memiliki sekitar 16-an kader dan IPPNU terhitung dari 2018 yang semula ada 6 orang sekarang ini tinggal 1 orang.
“Karena memang sedikit sekali kader perempuan yang ada di sini. Terutama yang datang sebagai PMI,” tandas Adi.
Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan semangat membangun kegiatan di internal organisai. Hal ini tercermin dari produk-produk kegiatan yang dijalankan dengan menggandeng IPNU-IPPNU lintas negara.
“Kajian rutin setiap malam Jumat, ini kita laksanakan secara daring. Kolaborasi dengan teman-teman mahasiswi UT Hongkong dan ada ngaji kitab bulugul maram setiap hari Ahad 1 bulan sekali kolaborasi dengan IPPNU Hongkong,” terangnya.
Di usia IPNU-IPPNU yang kian matang dan besar, Adi berharap baik IPNU maupun IPPNU bisa menjadi ‘pagar ayu’ dan ‘pagar bagus’-nya Nahdlatul Ulama dengan maksud agar bisa menjangkau lebih banyak kader muda Nahdliyin.
“Seperti dalam pernikahan di Jawa, pagar ayu dan pagar bagus ditujukan untuk menjadi daya tarik generasi muda agar hadir dan meneriahkan acara tersebut,” tutur Adi.
“IPNU IPPNU juga harus demikian, menjadi garda terdepan yang cantik, menarik, energik. Tentu dengan berbagai prestasi dan keahlian yang relevan dengan tren dunia saat ini, untuk kemudian mengantarkan kecintaan para generasi muda terhadap nilai-nilai Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah,” tutupnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori