Internasional

Setahun Genosida, Ribuan Ancaman Digital Terjadi Sepanjang Peperangan di Palestina

Senin, 7 Oktober 2024 | 20:00 WIB

Setahun Genosida, Ribuan Ancaman Digital Terjadi Sepanjang Peperangan di Palestina

Ilustrasi digital. (Foto: Sada Social Center)

Jakarta, NU Online

Genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina sudah berlangsung tepat satu tahun pada Senin (7/10/2024) hari ini.


Sada Social Center, sebuah lembaga kajian digital di Ramallah, merilis laporan terkait penghapusan digital yang terjadi pada ribuan akun dan konten terkait Palestina dalam satu tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan oleh WAFA.


Laporan tersebut berfokus pada berbagai dimensi penghapusan digital selama peperangan, antara lain tekanan pada konten tentang Palestina, penerapan sensor pada media sosial, dan penargetan jurnalis Palestina.


Dalam laporan yang dirilis Sada Social Center, konten bertema Palestina di platform media sosial menjadi sasaran pencekalan dengan alasan konten melanggar kebijakan publikasi digital.


Sebanyak 23 ribu konten dianggap berisi pelanggaran dengan rincian; 56 persen terjadi di Meta, 25 persen terjadi di Tiktok, 15 persen terjadi di X, dan 3,7 persen terjadi di Soundcloud.


Selain itu, lebih dari 700 nomor WhatsApp Palestina diblokir. Hal ini semakin mengisolasi penduduk dan mempersulit mereka untuk berkomunikasi dengan dunia luar.


Dengan demikian, 76 persen dari populasi Gaza yang aktif memberitakan terjerat krisis digital yang semakin dalam. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan isolasi digital yang hampir menyeluruh di Jalur Gaza.


Sementara itu, tercatat lebih dari 80 ribu unggahan hasutan Israel di media sosial, termasuk seruan untuk genosida dan pembenaran atas kekerasan dan pembunuhan massal terhadap warga Palestina.


Pada saluran Whatsapp dan SMS, terdapat 340 pengaduan terkait hasutan melalui pesan WhatsApp dan SMS. Selain itu, terdapat penyebaran 250 informasi palsu dan menyesatkan selama periode ini. Pesan-pesan palsu itu mencakup informasi yang sepenuhnya salah hingga manipulasi konteks yang bertujuan untuk membenarkan penargetan warga sipil Palestina secara kejam.


Penargetan jurnalis

Para jurnalis Palestina juga tidak luput dari berbagai pelanggaran digital. Dari 29 persen pelanggaran digital yang terjadi di media sosial menyasar lembaga pers dan jurnalis.


Sada Social Center menerima setidaknya 1.200 laporan upaya peretasan dari jurnalis dan adanya 16 akun palsu yang dibuat dengan menggunakan nama para awak media untuk mencoreng reputasi dan menyebarkan informasi palsu tentang mereka. Hal ini menimbulkan ancaman ganda terhadap keselamatan digital dan fisik para jurnalis.


Pada akhir laporan tersebut, Sada Social Center mengimbau lembaga-lembaga internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap kebijakan-kebijakan diskriminatif ini.


Mereka juga meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan teknologi atas kontribusi mereka terhadap penguatan narasi Israel dengan membatasi konten Palestina.