Ilustrasi menggunakan masker kesehatan untuk menjaga diri dari polusi udara. (Foto: NU Online?Freepik)
Jakarta, NU Online
Batuk, nyeri tenggorokan, hidung berair, dan sesak napas bisa menjadi gejala dan tanda dari dampak akut akibat paparan polusi udara. Gejala tersebut bisa memburuk hingga membuat seseorang mengalami sakit kepala, lemas, dan mual.
Hal itu terjadi karena polutan yang masuk ke dalam tubuh mengikat hemoglobin sehingga aliran oksigen dalam darah menjadi berkurang. Dampak panjangnya menurunkan fungsi paru sehingga mudah terkena penyakit pernapasan yang lain. Karena itu, penting untuk mengetahui cara melindungi diri dari polusi udara.
1. Gunakan masker medis
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Islam Jemur Sari, Aisah Wardani menyarankan pengunaan masker untuk memproteksi saluran napas dari udara kotor akibat cemaran polusi udara, khususnya di kawasan perkotaan.
“Udara yang buruk sekali kalau terpaksa keluar rumah maka harus pakai masker.Saat ini saran utamanya pakai masker. Apalagi Virus Covid belum sepenuhnya tuntas,” kata dr Aisah kepada NU Online, Senin (28/8/2023).
2. Konsumsi makanan bergizi
Hal lain yang bisa dilakukan, kata dr Aisah, menjaga kekebalan tubuh agar tubuh tak mudah sakit dengan konsumsi makanan bergizi dan minum air putih.
"Tubuh punya mekanisme untuk memilih udara yang baik karena enggak semua yang kita hirup adalah oksigen, ada gas lain. Makanya itu dibutuhkan imun yang baik agar bisa memilih udara yang baik," jelasnya.
3. Olahraga
Rutinitas olahraga sebaiknya tidak boleh ditinggalkan meski udara di lingkungan sekitar terpapar polusi. Olahraga bisa mencegah berbagai penyakit.
Jika tidak memungkinkan karena polusi udara sekitar buruk, Anda dapat menghindari area yang dekat dengan lalu lintas tinggi. Meski prakiraan kualitas udara hijau, kendaraan di jalan raya yang padat bisa menciptakan polusi udara yang tinggi.
"Kalau semua lingkungan kotor bisa menggunakan aplikasi yang mendeteksi polusi udara sekitar," jelasnya.
4. Berhenti merokok
Merokok dapat memperburuk kualitas udara, bahkan di dalam ruangan. Hindari merokok di dalam rumah untuk menjaga kualitas udara dan kesehatan keluarga.
"Anak-anak yang tinggal di rumah dengan orang tua perokok memiliki risiko gejala pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas yang jauh lebih tinggi dibanding yang di rumahnya tak ada perokok," jelasnya.
Dengan munculnya gejala pernapasan tersebut, terbukti nilai ambang batas kualitas udara di dalam rumah bisa lebih buruk, bahkan sama dengan kualitas udara di luar ruangan yang di atas normal.