11 Ribu Rakyat Palestina Terbunuh Israel, KUPI Dorong Kekuatan Masyarakat Sipil Dunia
Senin, 13 November 2023 | 06:00 WIB
Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Nyai Hj Badriyah Fayumi. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta, NU Online
Hingga Ahad, 12 November 2023, warga Palestina yang terbunuh oleh Israel mencapai 11.078 jiwa imbas perang yang meletus sejak 7 Oktober 2023 lalu. Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menyampaikan duka mendalam dan mendorong kekuatan masyarakat sipil dari seluruh dunia untuk bersatu mengakhiri genosida Israel tersebut.
Hal itu merupakan salah satu poin dan 11 poin penyataan sikap KUPI. Ketua Majelis Musyawarah KUPI, Nyai Hj Badriyah Fayumi menegaskan, kekuatan masyarakat sipil di seluruh dunia, termasuk perempuan dan ulama perempuan penting untuk mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing.
"(Bergerak) secara mandiri maupun berjejaring, demi mendorong terwujudnya perdamaian dan diakhirinya penjajahan serta genosida terhadap bangsa Palestina," tegas Badriyah Fayumi, Senin (13/11/2023).
Menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan berbagai wilayah lain akibat penjajahan dan perang yang sudah mengarah kepada genosida bangsa Palestina, jaringan KUPI menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Menyerukan untuk segera menghentikan perang, penjajahan, genosida, dan semua tindakan yang telah menyebabkan hilangnya lebih dari 11.000 nyawa sampai dengan Ahad, 12 November 2023, hilangnya tempat tinggal, rasa aman, kemerdekaan, juga kehormatan setiap manusia, termasuk mereka yang lemah (dhuafa) atau dijadikan lemah oleh keadaan (mustadh'afin) di wilayah perang manapun, khususnya di Gaza.
2. Mendesak PBB dan OKI serta lembaga-lembaga antarnegara lainnya, agar menggunakan segala perangkatnya untuk menegakkan hak asasi manusia dan merealisasikan solusi dua negara demi perdamaian yang sejati dan berkeadilan.
3. Mendesak PBB agar mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, memastikan jaminan perlindungan warga sipil termasuk perempuan dan anak, melindungi fasilitas publik seperti Rumah Sakit dan sekolah dari pengeboman dan penghancuran, serta memastikan tersalurkannya bantuan kemanusiaan serta terbukanya blokade dan pengepungan total jalur Gaza oleh Israel.
4. Meminta kepada negara-negara di dunia untuk tidak memperpanjang perang dengan tindakan maupun pernyataan apapun yang bertujuan mendukung penjajahan Israel pada Palestina.
5. Mendukung Pemerintah Indonesia yang telah terus-menerus dan bersiteguh mengupayakan berbagai langkah diplomatik dan kemanusiaan untuk menghentikan konflik dan perang, mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, menunjukkan simpati dan mengorganisir bantuan kemanusiaan kepada bangsa Palestina.
6. Menyerukan kepada para tokoh agama berpengaruh dari berbagai agama untuk melakukan konsolidasi lintas agama, terus-menerus menyampaikan pesan universal agama tentang perdamaian, kemanusiaan, rahmah, dan cinta kasih, khususnya kepada para pemimpin politik dan militer sesuai agamanya masing-masing, sehingga ajaran agama tidak dijadikan legitimasi melakukan genosida, pembunuhan, pengusiran, kekerasan, kekejaman, dan tindakan tidak manusiawi lainnya kepada pihak-pihak yang berbeda.
7. Menyerukan kepada kekuatan masyarakat sipil di seluruh dunia, termasuk perempuan dan ulama perempuan, agar mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing, secara mandiri maupun berjejaring, demi mendorong terwujudnya perdamaian dan diakhirinya penjajahan serta genosida terhadap bangsa Palestina.
8. Mengajak seluruh umat beragama agar senantiasa berdoa kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, agar membukakan mata hati para pemimpin dan menggerakkan semesta untuk mengakhiri perang dan membangun jalan damai secara adil, beradab dan bermartabat bagi setiap manusia, bangsa dan negara.
9. Mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia dan warga dunia agar tidak kenal lelah membantu korban perang dengan memperhatikan keperluan khasnya, seperti keperluan khas perempuan, anak, lansia, kelompok disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
10. Mengajak seluruh umat Islam untuk istiqomah melakukan ikhtiar spiritual yang ikhlas, khusyuk dan penuh harap (raja') kepada Allah, antara lain dengan doa, qunut nazilah, istighotsah, shalat ghaib dan lain-lain, untuk perdamaian dan kemerdekaan Palestina.
11. Mendorong peran ulama perempuan untuk melakukan berbagai ikhtiar demi penghentian perang, terwujudnya perdamaian dan Palestina merdeka, di ruang khidmahnya masing-masing, baik ikhtiar kultural, sosial, maupun spiritual.