Nasional

Anggota DPR Kecam Kebijakan Full Day School

Senin, 12 Juni 2017 | 09:37 WIB

Jakarta, NU Online
Anggota DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta Mendikbud merevisi kebijakan sekolah delapan jam per hari selama lima hari dalam seminggu. Pasalnya, kebijakan tersebut mengancam eksistensi madrasah diniyah. 

“Kebijakan itu mengesampingkan jam belajar siswa di madrasah diniyah. Karenanya, perlu dikaji ulang,” tegas wasekjend PKB ini. 

Seperti diketahui, saat ini banyak sekolah yang memiliki jam belajar selama lima atau enam jam sehari, dari pukul tujuh hingga pukul satu siang selama enam hari. Setelah itu siang atau sorenya, murid mengikuti madrasah diniyah. 

Di desa-desa sudah menjadi budaya sejak lama anak-anak sekolah di dua tempat, pagi di sekolah umum dan untuk menambah pengetahuan agama mereka sekolah agama di siang atau sorenya. 

"Bentuk penghargaan negara terhadap usaha untuk mendidik masyarakat adalah salah satunya dengan menghormati dan mendukung keberadaan sekolah-sekolah diniyah Ini. Bukan Malah menghantam habis dengan kebijakan full day school" tegas anggota DPR RI ini.

Nihayah menegaskan bahwa setiap kebijakan harus bisa mengakomodir keinginan dan kepentingan seluruh peserta didik. Keperpihakan kebijakan ya berpihak pada kepentingan rakyat seluruhnya, bukan berat sebelah. 

“Banyak hal yang mendesak untuk diperbaiki dalam pendidikan kita. Salah satunya, adalah pemerataan fasilitas pendidikan,” pungkasnya. Red: Mukafi Niam


Terkait