Pekalongan, NU Online
Jam'iyyah Ahlith Thariqal al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) menggelar Rapat Pleno pertama di Gedung Kanzus Sholawat, Jl. Dr. Wahidin 70, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (21/02). Rapat yang dimulai pukul 10.00 WIB ini dihadiri oleh pengurus yang baru dilantik untuk masa khidmah 2018-2023.
Wakil Rais ‘Aam JATMAN KH Ali Mas'adi dalam sambutannya mengingatkan tentang masih ada beberapa tugas JATMAN yang perlu diselesaikan.
"Masih ada beberapa daerah yang belum terbentuk wustha. Semoga di periode ini semuanya bisa diselesaikan," katanya. Ia berharap bisa dibuatkan peta pesebaran JATMAN agar jelas titik-titk yang masih kosong.
Selanjutnya Kiai Ali Mas'adi menyampaikan agar JATMAN dapat terus berperan dalam menyelesaikan tantangan-tantangan baik nasional maupun global.
"Semoga ikhtiar seluruh pengurus untuk berkontribusi selalu diiringi oleh ridha Allah," ujarnya.
Sementara itu Mudir ‘Aam JATMAN, KH Wahfiudin Sakam setelah memperkenalkan pengurus baru menyampaikan jika JATMAN mempunyai dua dimensi, fungsional dan teritorial.
"Dimensi fungsional dilakukan oleh lajnah sedangkan teritorial oleh wustha dan syu'biyah," ujarnya. "Mudir satu hingga tujuh bertugas mengorganisir fungsional sedangkan Mudir Aam dan Wakil Mudir ‘Aam turun ke teritorial," kata Kiai Wahfiudin menambahkan.
Wakil talqin Abah Anom ini selanjutnya mengatakan, ada tiga prioritas utama JATMAN, yaitu pemantapan thariqah, kaderisasi, pengembangan teknologi digital.
Pemantapan thariqah dilakukan pada setiap wustha dan syu'biyah. Ada empat hal yang perlu dilakukan; kemursyidan, sanad dan silsilah, kitab-kitab rujukan, amaliyah.
Kaderisasi akan menyasar ke kelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa (PPM), guru, muballigh dan dosen (GMD). Targetnya adalah mengkader menjadi murabbi dan muharrik.
Sementara itu pengembangan teknologi digital akan fokus pada pengembangan konten serta optimalisasi media seperti portal, media sosial, radio bahkan televisi.
Sebelum penyusunan program dimulai, Rais ‘Aam JATMAN Habib Luthfi mengingatkan agar seluruh pengurus untuk sungguh-sungguh dalam bertugas mengemban amanah.
"Selesaikan tugas dengan baik, tidak perlu banyak fatwa, buktikan bahwa kita adalah orang-orang yang mampu bekerja bukan bicara." tegasnya. (Nugraha Romadhan/Abdullah Alawi)