Nasional

GP Ansor Galang Kekuatan Ekonomi Rakyat

Kamis, 24 Mei 2012 | 12:54 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai pemuda NU, GP. Ansor terus melakukan pemberdayaan potensi dirinya. Selain persoalan politik, sosial, budaya, dan hukum, GP. Ansor juga membangun kekuatan ekonomi kecil. Ekonomi kecil adalah satu dari kebutuhan mendasar masyarakat. Tanpanya, aktifitas lain dapat terhambat atau mengalami ganjalan.<>

“Kita sudah membangun LKP, Lembaga Kursus dan Pelatihan di tiap desa, kecamatan, dan kabupaten yang ada di 32 wilayah Indonesia. Di LKP, kader Ansor dan Banser mendapatkan keterampilan yang dapat menunjang ekonomi keseharian mereka. Dengan LKP, kita berharap kesejahteraan mereka meningkat,” ungkap M. Aqil Irham, Sekjen PP GP Ansor kepada NU Online di kantor PP GP. Ansor Jl. Kramat Raya Jakarta, Kamis  (22/5).

Menurutnya, objek yang menjadi garapan, disesuaikan dengan potensi ekonomi lokal. Misal, sabahat GP. Ansor Kalimantan mengabarkan bahwa para kader diajari sekaligus ditempatkan untuk mengoperasikan alat-alat berat mengingat operator alat berat dibutuhkan di sana.

Banyak keterampilan yang bisa diraih seperti jahit, masak, montir, atau jasa security. Maluku dan lampung belakangan ini mengabarkan bahwa kursus dan pelatihan kerja bagi kader sangat signifikan perkembangannya, tambahnya.

Dalam harlah nanti, kita akan membahas tentang kesejahteraan para kader. Isu yang akan mengemuka nanti adalah persiapan dana pensiun bagi kader, guru majelis taklim, guru madrasah, dan kiai di pondok pesantren, beber Aqil.

GP Ansor harus memikirkan persoalan besar kebangsaan. Persoalan kebangsaan yang belum selesai antara lain lemahnya supremasi hukum, rongrongan terhadap NKRI, dekadensi moral, rendahnya mutu pendidikan, dan seterusnya. Semua menjadi bagian perhatian GP. Ansor untuk melakukan sesuatu yang konstruktif.

Namun, perhatian terhadap persoalan besar kebangsaan bukan alasan untuk melupakan perhatian terhadap persoalan ekonomi keseharian. Persoalan ekonomi keseharian adalah hal mendasar bagi tiap individu. Kebutuhan ekonomi kader juga mesti terpenuhi seperti biaya sekolah anak, kebutuhan pangan harian, dan seterusnya.

Karenanya, sejumlah 7 orang pengurus wilayah akan mewakili tiap wilayah dari 32 wilayah yang ada di Indonesia. Mereka akan hadir dalam puncak harlah 7-10 2012 di Pondok Pesantren Almuayyad, Jl. KH. Samanhudi No. 64, Surakarta, Jawa Tengah. Satu dari 7 orang itu adalah kabid. Ekonomi pengurus wilayah. Mereka akan membahas konsep dan strategi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan para kader Ansor, guru madrasah, dan kiai pesantren, tandas Aqil. 


Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis     : Alhafiz Kurniawan


Terkait