Nasional

Literasi Digital Mewujudkan Kebaikan-kebaikan di Dunia Maya

Ahad, 21 Agustus 2022 | 14:00 WIB

Literasi Digital Mewujudkan Kebaikan-kebaikan di Dunia Maya

Seminar literasi digital dengan tema Santri Cakap Digital di Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah Makassar, Ahad (21/8/2022).

Makassar, NU Online

Praktisi Media AS Kambie meminta masyarakat tidak hanya menyiapkan kuburan di dunia nyata saja, tapi juga menyiapkan kuburan di dunia digital juga diperhatikan dengan baik dan cermat, yaitu dengan menciptakan kebaikan-kebaikan di dunia maya. Itulah pentingnya literasi digital. Hal tersebut disampaikannya saat acara literasi digital dengan tema Santri Cakap Digital di Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah Makassar, Ahad (21/8/2022).


"Menyiapkan kuburan di dunia nyata sama pentingnya dengan menyiapkan kuburan di dunia digital. Makanya perlu diperhatikan secara baik," katanya. 


Menurutnya, cara menjaga kuburan di dunia nyata yaitu dengan melakukan amal kebaikan dan tidak menyakiti orang lain secara tampak. Semisal berucap baik ke teman dan tetangga. Tidak mengambil hak orang lain dan melukai teman. Dengan begitu, ketika wafat kuburannya lapang dan banyak orang yang mendoakan. Minimal mengantarkan saat wafat.


Sedangkan menyiapkan kuburan digital dilakukan dengan cara menjaga jari untuk tidak menulis sesuatu yang menyakiti orang lain di media sosial, tidak mengeluarkan sumpah serapah saat bermedia sosial, menahan diri untuk tidak komentar di media sosial yang berdampak menyakiti orang lain.


Seseorang yang sudah mati, jejak digitalnya akan tetap ada. Layaknya kuburan, meninggalkan jejak yang setiap tahun akan diingatkan kembali. Semisal hari ini seseorang posting momentum Proklamasi kemerdekaan, di tanggal yang sama tahun depan akan diingatkan oleh media sosial.


"Apa yang kita ketik dan like di media sosial akan abadi. Sekarang Jejak digital sangat berbahaya, dibandingkan jejak lainnya. Maka jejak digital di facebook, instagram, youtube harus dijaga. Jejak digital bisa digunakan untuk menyerang kita kembali," jelasnya.


Manajer produksi Tribun Timur ini menambahkan, setiap hal yang diposting ke media sosial bisa dilihat dan diakses orang banyak tanpa batas negara. Terkadang meskipun konten itu sudah dihapus oleh pemiliknya, tapi masih bisa dilacak atau terkadang disimpan oleh orang lain.


Bahkan kadang bisa disalah gunakan untuk kepentingan tertentu saat ada momentum. Semisal untuk kepentingan politik atau menjatuhkan pihak lain. Banyak contoh seseorang tokoh ketika ia ketangkap melakukan kesalahan, maka netizen mencari jejak digitalnya. Akhirnya foto dan video masa lalu tersebar di media sosial. Memberikan tekan batin. 


"Saya ketemu Ustadz Das'ad Latif, kita sahabat sejak lama, lalu saya bilang jangan terlalu senang ketika vidoenya dilihat orang banyak. Tidak semua orang lihat video itu untuk dapatkan pencerahan dan tambahan ilmu. Ada orang menonton video karena mau menyembunyikan jejak digitalnya," tegas AS Kambie.


Kambie lalu menceritakan, saat nonton pertandingan PSM di Bogor, ia duduk di depan, jauh di belakangnya ada cewek duduk dengan bajunya yang tidak sempurna. Lalu ia difoto di depan, akhirnya seakan-akan cewek tersebut berada di sampingnya, seakan bersandar. 


"Karena saya berpengalaman menghadapi masalah begini, maka saya kirimkan foto tersebut ke istri dan jelaskan bahwa jaraknya jauh," ujarnya.


Ia mengungkapkan, di antara tanda hari kiamat yaitu banyak sumpah palsu dan merebaknya media massa. Ini menurut Syaikh Muhammad Ahmad Al-Mubaiyyadh. 


Seseorang akan mati dan dikenang orang seperti cara ia hidup. Kalau sering komentar negatif di media sosial maka akan meninggalkan begitu pula. Jika hatinya kotor, maka akan meninggalkan dalam keadaan iri, dengki, dan hasud. 


"Al-Mar'u yamutu 'ala ma ya'isyu 'alaih. Orang akan mati dalam apa yang dia biasakan dalam hidupnya," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman

Editor: Fathoni Ahmad