Ma'arif NU Minta Kemendikbud Segera Susun Kerangka Revisi 'Kamus Sejarah Indonesia'
Jumat, 23 April 2021 | 15:15 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua LP Ma'arif PBNU, H Zainal Arifin Junaidi meminta Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid, untuk segera menyusun kerangka kerja revisi buku Kamus Sejarah Indonesia.
"Tunjukkan Kemendikbud serius untuk merevisi buku yang menuai kontroversi tersebut secepatnya," ujar Arifin Junaidi dalam pertemuan PBNU dengan Mendikbud Nadiem Makarim, di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Kamis (22/4).
Menurut Arifin saat ini sudah beredar sinisme masyarakat: 'Paling-paling setelah permintaan maaf Mendikbud Nadiem Makarim masalah dianggap selesai tak ada kelanjutannya lagi'. Berdasarkan hal itu, kata Arifin yang ditunjuk PBNU untuk memimpin tim revisi buku tersebut, kerja cepat Kemendikbud sangat menentukan.
"Mendikbud Nadiem sudah mengakui banyak bolong-bolong dalam buku tersebut," sambung Arifin. Untuk menghindari terulangnya kesalahan serupa, Arifin menyarankan agar terlebih dulu ditetapkan tujuan penulisan buku dan kriteria-kriteria. "Jangan sampai lagi terjadi ini masuk itu tidak," tegasnya.
Mengungkapkan rencana kerjanya, Arifin mengatakan bahwa pertama-tama ia akan mendengarkan masukan-masukan dari para tokoh dan ahli sejarah NU, dilanjutkan membentuk tim intern NU. Tim tersebut nantinya akan memberikan masukan-masukan kepada tim yang dibentuk Kemendikbud.
"Masukan akan diusahakan sekomprehensif mungkin," ujar Arifin.
Terhadap permintaan tersebut, Hilmar Faried menyatakan kesediaannya untuk bekerja serius dan cepat. "Kami akan segera menyiapkan kerangka kerja," kata Hilmar.
Arifin ditunjuk langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Sioj di hadapan Mendikbud Nadiem Makarim yang sepakat untuk melakukan revisi atas buku tersebut dengan melibatkan berbagai pihak termasuk NU.
"Dari NU komandannya Pak Arifin," kata Kiai Said.
Sebelumnya, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj menyarankan Kemendikbud RI menyusun ulang naskah kamus tersebut. PBNU siap mendampingi Kemendikbud RI dalam proses tersebut dengan tim sejarawan yang canggih.
Kepada Nadiem, Kiai Said juga menyampaikan slogan masyhur tentang cinta tanah air yang dicetuskan oleh Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari yaitu hubbul wathan minal iman (cinta tanah air bagian dari iman).
"Jargon hubbul wathon minal iman Hadhratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1914 melandasi umat Islam Indonesia ini dalam konteks tidak membentur-benturkan agama dan negara, bahwa agama dan negara ini bisa beriringan, sejalan tanpa harus dipertentangkan," ujar Kiai Said.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muchlishon