Surabaya, NU Online
Pertumbuhan minimarket belakangan semakin menjamur hebat di tengah-tengah masyarakat. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meminta pemerintah untuk melakukan intervensi. Caranya, dengan membuat kebijakan yang memberi peluang bagi pedagang kecil agar bisa bersaing.
<>
“Pemerintah harus melakukan intervensi, karena minimarket seperti Indomaret dan Alfamart pemiliknya perseorangan,” kata Ketua Lembaga Perekonomian NU Jatim Arif Afandi, saat ditemui di JX Internasional Surabaya, Rabu (25/6).
Menurut Arif, saat ini keberadaan minimarket seperti Indomaret dan Alfamart tidak bisa lagi dicegah. Lebih-lebih menghadapi era pasar bebas. “Dunia modern seperti sekarang tidak bisa lepas dari itu,” tegasnya.
Karena itu, kata dia, pemerintah harus menyediakan peluang bagi masyarakat dan pedagang tradisional agar bisa bersaing dengan pasar-pasar modern yang menggurita itu.
“Perlu ada intervensi dari pemerintah. Misalnya membantu dalam hal pengembangan produk-produk masyarakat,” kata Arif.
Saat ini, lanjutnya, PWNU Jatim melalui lembaga perekonomiannya sudah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi itu. Salah satunya dengan membangun toko-toko modern atau ritel, yang bersaing dengan minimarket-minimarket yang ada.
“Cuma bedanya ritel-ritel yang dibangun NU kepemilikannya komunitas, bukan persorangan,” tandasnya.
“Sementara ini ritel milik NU yang sudah berdiri ada di Sidoarjo. Ditargetkan dalam waktu dekat seluruh kecamatan di Sidoarjo dan Surabaya sudah berdiri. Ritel NU ini memang basisnya kecamatan,” imbuhnya.
Dia berharap, pemerintah ikut berperan dalam program pemberdayaan ekonomi NU tersebut. Di antaranya memberikan pinjaman bergulir kepada pedagang kecil dalam kepemilikan saham di ritel NU tersebut.
“Nanti pedagang-pedagang klontong bisa masuk ke situ,” pungkas Pimpinan Umum Majalah AULA ini. (Abdul Hady JM/Mahbib)