Nasional

Pendidikan Harus Utamakan Mutu dan Relevansi

Kamis, 3 Mei 2012 | 01:31 WIB

Jakarta, NU Online
Selain pemerataan akses yang belum tuntas, persoalan lain yang menggelayut dalam dunia pendidikan negeri ini adalah menyangkut mutu dan relevansi. Dua unsur ini dinilai mendesak karena bersinggungan langsung dengan proses yang tepat dan hasil yang dibutuhkan bagi kehidupan peserta didik.<>

Pengamat pendidikan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta Imam Bukhori menilai, pendidikan di Indonesia hingga sekarang belum mencapai derajat mutu yang diidealkan. Arah pendidikan yang berorientasi pada hasil masih terlalu dominan, mengalahkan aspek proses yang berasaskan pada pengutamaan mutu.

“Dalam kasus ujian nasional, misalnya, pendidikan direduksi hanya untuk menundukkan soal-soal UN. Sementara pendidikan seharusnya bisa lebih memanusiakan,” tuturnya.

Akibat dari keadaan ini, relevansi pendidikan akhirnya tak tertangani dengan baik. Gejala ini tampak, misalnya, dari produk lulusan yang sepenuhnya belum bisa diserap oleh bursa lapangan kerja atau perguruan tinggi yang diinginkan.

Secara konsep, lanjut Imam, Sisdiknas sebenarnya cukup memadai dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peluang pendidikan yang relevan bisa diciptakan, mengingat kurikulum ini memperhatikan beberapa unsur, seperti pimpinan, guru, tokoh masyarakat, orang tua, dunia usaha, dan alumni. 

“Tetapi dalam praktik, KTSP memang belum berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Untuk merealisasikan KTSP, pemerintah tak cukup dengan sekadar melemparkan konsep. Prosesnya membutuhkan pendampingan dan fasilitas yang menunjang, utamanya menyangkut penggalian kebijakan dan kebutuhan yang khas dari satuan pendidikan bersangkutan.

“Kalau ada yang salah di sekolah, tidak bisa hanya guru yang disalahkan, karena guru mengikuti kepala sekolahnya. Sementara kepala sekolah mengikuti kebijakan dinas,” tandasnya.


Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis     : Mahbib Khoiron

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Terkait