Nasional

Pentingnya Meraih Kebaikan dengan Kompetisi dan Akselerasi

Ahad, 28 Januari 2018 | 14:16 WIB

Pringsewu, NU Online
Ketua PBNU Hanief Saha Ghafur mengajak umat Islam khususnya warga NU untuk terus meningkatkan kualitas diri sehingga akan menjadi pribadi baik, bermutu, sukses, dan banyak prestasi. Ia mengajak pada pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang diselenggarakan di Aula Gedung NU Kabupaten Pringsewu, Lampung, Ahad (28/1).

"Menjadi orang baik saja di zaman sekarang nggak cukup. Saat ini tuntutannya sudah berbeda. Ma'ruf saja enggak cukup. Kalau mau hebat lakukan yang khair. Good is not enough. Good enough is not good (baik saja tidak cukup. Cukup baik saja tidak baik)," Kata ahli manajemen mutu yang di PBNU menangani bidang pendidikan ini.

Kata "baik" jelas alumnus Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur ini disebutkan dalam Al-Qur’an dengan banyak kosa kata di antaranya ma'ruf, hasanat, abrar, tayyib dan khair. Semua mengacu kepada baik, namun kata khair menjadi yang mendekati untuk mewakili makna mutu.

Untuk mendapatkan khair atau mutu, lanjut pria kelahiran Probolinggo, Jawa Timur ini, perlu sebuah usaha yang terstruktur dan terukur. Hal ini juga sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an bahwa banyak kata khair yang disandingkan dengan kata berkompetisi (musabaqah) dan bersegera (yusariu). 

Ini bermakna bahwa jika ingin mendapatkan mutu maka haruslah berusaha unggul dalam persaingan (kompetisi) dan dilakukan dengan percepatan (akselerasi).

"Yang dibutuhkan ke depan adalah membangun manusia hebat yang mampu berkompetisi bukan berlomba-lomba, mampu melakukan percepatan atau berakselerasi bukan cepat. Inilah sebuah rahasia kemenangan," jelas dosen Universitas Indonesia ini.

Oleh karena itu, tambahnya, salah satu program akselerasi PBNU saat ini adalah percepatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang memiliki peran strategis dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Harapannya di setiap tingkatan kepengurusan mampu mewujudkan tiga amaliyah jam’iyyah tersebut semisal sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren unggulan.

"Untuk menjadi bermutu itu gratis. Biaya yang dihabiskan kita agar bisa bermutu itu sebenarnya untuk membayar ketidak bermutuan kita. Sehingga semakin tidak bemutu maka akan semakin banyak biaya," pungkasnya. 

Hadir pada kegiatan Jihad Pagi tersebut, Bupati Pringsewu KH Sujadi, Ketua MUI Pringsewu KH Hambali dan Pengurus NU, Lembaga dan Banom Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)


Terkait