Nasional

PPIBJ: Kita Harus Berguru kepada KH Bisri Mustofa

Kamis, 22 Februari 2018 | 03:45 WIB

PPIBJ: Kita Harus Berguru kepada KH Bisri Mustofa

suasana diskusi PPIBJ

Semarang, NU Online 
Pusat Pengkajian Islam dan Budaya Jawa (PPIBJ) UIN Walisongo mengupas karya KH Bisri Mustofa, yaitu Tafsir Al Ibriz, Tarikhul Auliya', dan Ngudi Susilo, di ruang pertemuan LP2M UIN Walisongo, Selasa (20/2). 

"Kita harus banyak berguru dari karya beliau yang berjumlah 176 kitab dan buku," kata Ketua PPIBJ Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo H. Anasom.

Di samping produktif, lebih dari itu, isi dari kitab-kitab ayahanda KH Mustofa Bisri (Gus Mus) itu sarat dengan sejarah dan nasionalisme. 

"Tiga kitab yang dikupas ini jelas memberikan warna karya ulama Jawa yang sangat peduli terhadap sejarah dan nasionalisme," kata M Rikza Chamami, dosen FITK UIN Walisongo yang membedah Kitab Ngudi Susilo.

Pesan nilai sejarah Wali Songo hingga kemerdekaan Indonesia ditulis secara rapi Kiai Bisri dalam kitab Tarikhul Auliya'. Sedangkan pesan-pesan mencintai agama dan negara ditulis dalam Kitab Ngudi Susilo.

H. Abu Rokhmad dosen FISIP yang membedah Tafsir Al Ibriz juga menyampaikan kehebatan karyanya. 

"Dulu tidak ada yang bisa menerjemah 30 juz tafsir yang dikarang Mbah Bisri karena saking sempurnanya," kata Abu. “Setiap ada yang mau menerjemah selalu gagal di tengah jalan,” tambahnya. 

Menurut dia, tujuan menulis Tafsir Al Ibriz ini jelas agar masyarakat Jawa yang tidak paham bahasa Arab bisa mengetahui artinya dengan bahasa Jawa. 

"Ada pola makna gandul khas pesantren dan terjemah bebas dalam tafsir Al Ibriz ini," katanya.

Bahkan tafsir ini sudah dipakai untuk mengajar para kiai di semua pesantren di Indonesia bahkan di Malaysia, Brunei, dan Thailand.

Menurut dia, pelajaran yang bisa diambil dari ketokohan Kiai Bisri ini juga perlu meniru produktivitas para ulama dalam menerbitkan kitab dan buku yang dijadikan bekal referensi di masa mendatang. (M Zulfa/Abdullah Alawi)




Terkait