Nasional

Wakil Menteri Sosial Salurkan Santunan untuk Ahli Waris Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Kamis, 7 November 2024 | 20:30 WIB

Wakil Menteri Sosial Salurkan Santunan untuk Ahli Waris Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyalurkan santunan kepada delapan dari sembilan ahli waris korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rabu, (6/11/2024). (Foto: Humas Kemensos)

Flores Timur, NU Online

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyalurkan santunan kepada delapan dari sembilan ahli waris korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rabu, (6/11/2024). Santunan juga diberikan kepada korban terluka sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap keluarga terdampak erupsi.


"Berikut ada sedikit bantuan dari Kemensos untuk pengobatan, semoga segera pulih dan dapat beraktivitas kembali," kata Wamensos Agus ketika menjenguk para korban luka-luka akibat erupsi di RSUD dr. Hendrikus Fernandez, Flores Timur pada Rabu (6/11/2024) malam.


Bagi korban meninggal dunia, setiap ahli waris menerima santunan sebesar Rp15 juta per jiwa. Sementara bagi korban luka berat sebesar Rp5 juta per jiwa.


Menurut Plt. Direktur Perlindungan dan Jaminan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Masryani Mansyur, dari sembilan korban yang tercatat meninggal, tim Kementerian Sosial masih mencari satu ahli waris yang belum ditemukan atas nama Yohanes Witin.


"Tim Kemensos terus berupaya menemukan ahli waris ini agar bantuan segera tersalurkan," ujarnya.


Wamensos Agus menyerahkan uang santunan sebesar Rp90 juta kepada ahli waris enam orang korban meninggal yang merupakan satu keluarga. Santunan diterima oleh Ibu Agnes Sulajar.


Santunan ini diberikan untuk para korban meninggal yaitu Kanisius Laga Lajar, Agustina Luo Luon, Andreas Baha Lajar, Paskalis Yohanes Goe Lajar, Theresia Toja, dan Yohanes Baha Buto Lajar.


Ibu Agnes mengisahkan bahwa erupsi terjadi tiba-tiba sekitar pukul 01.00 WITA dini hari saat hujan deras. Ketika itu, ia sedang terbangun di tengah malam saat akan membuat susu untuk anaknya. Tidak lama kemudian, suara gemuruh dan batu besar yang menyala menghantam rumah mereka.


Agnes yang terbangun di tengah malam itu kemudian berhasil menyelamatkan diri beserta anak-anaknya keluar rumah. Sedangkan orang tua dan empat saudaranya yang masih terlelap menjadi korban meninggal.


Rumah keluarga Agnes berada di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang yang berjarak sekitar 3,6 kilometer dari puncak gunung.


Sementara itu, di lokasi pengungsian di Desa Lewolaga, Wamensos Agus berdialog dengan para pengungsi dan memberikan dukungan moral agar mereka tetap semangat dalam menghadapi bencana ini.


Wamensos menegaskan bahwa negara akan selalu ada untuk mendampingi masyarakat dalam kondisi apapun dan mengajak pengungsi untuk saling menguatkan.


Pada kesempatan tersebut, Wamensos turut mengunjungi para korban luka-luka yang dirawat di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Flores Timur.


Dari enam korban yang sempat dirawat, empat masih menjalani perawatan dan masing-masing menerima santunan sebesar Rp5 juta. 


Salah satu korban yang dikunjungi Wamensos Agus adalah Niklous Napamare (94), yang terluka di bagian kaki akibat batu panas. Putri Niklous, yaitu Lusia Linumare, menceritakan bahwa saat kejadian, keluarga berusaha keluar dari rumah, tetapi ibu dari Niklous, Yosefena Walikedang, tewas karena terkena batu panas.


Wamensos Agus memberikan penguatan kepada para korban luka-luka dengan mendoakan dan memberikan semangat.


Melalui Kementerian Sosial, Pemerintah berkomitmen untuk terus mendampingi dan memastikan bahwa seluruh kebutuhan pengungsi serta ahli waris korban terpenuhi dengan baik hingga mereka dapat menjalani kehidupannya dengan normal kembali.