Dalam kehidupan sehari-hari, seorang individu manusia tidak bisa lepas dari orang lain. Tidak mungkin seorang manusia dapat menunaikan tugas kekhalifahannya secara mandiri. Tentu, dibutuhkan peran dari individu yang lain. Karena itulah, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Dari segi perspektif agama (baca: Islam), manusia tentu tidak dapat dilepaskan dari campur tangan Allah swt. Dengan kata lain, ada dua jenis hubungan, yakni hubungan manusia dengan Tuhannya (hablum minallah) dan hubungan sesama manusia (hablum minannaas). <>
Setiap kali berhubungan dengan manusia maupun Tuhan (Allah swt), tentu dibutuhkan etika komunikasi. Komunikasi yang positif tentu akan memiliki dampak yang positif. Sebaliknya seringkali permusuhan terjadi, diakibatkan komunikasi yang negatif. Oleh karena itu, hadirnya buku ini patut diapresiasi secara baik. Mengapa? Dengan bahasa yang “renyah” namun “padat”, Salman Ali Rofiq, mengurai habis kemukjizatan tiga kata dalam praktik komunikasi sehari-hari.
Tiga kata tersebut adalah kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”. Tiga kata ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Penulis buku ini menegaskan bahwa, jika kata ajaib ini diucapkan dengan cara yang benar dan tepat waktunya, ia mampu mengubah lawan menjadi kawan; mengubah benci menjadi cinta, bahkan menyulap amarah menjadi kasih sayang.
Kekuatan ketiga kata ajaib tersebut dikupas-tuntas dalam buku ini. Kelebihan buku ini, pembahasannya dilandasakan pada nilai-nilai ajaran Islam. Ketiga kata ajaib tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan diatur oleh ajaran agama. Dengan demikian, jika dalam etika berkomunikasi, kita mengamalkan ketiga kata tersebut, tentu hal ini berarti kita mengamalkan ajaran agama.
Dalam ajaran Islam, tolong-menolong, saling memaafkan, dan pandai berterima kasih dinilai sebagai perbuatan baik yang dijanjikan pahala bagi siapa saja yang melakukannya. Semua itu merupakan perintah langsung dari Allah swt kepada hamba-Nya. (hlm. 9). Beberapa firman Allah tentang tiga kata ini termaktub dalam al-Qur’an: 1) Surat Al-Maidah ayat 2 (tolong-menolong); 2) Surat Al-Hijr ayat 85 (memaafkan); dan 3) Surat Saba’ ayat 13 (berterima kasih).
Ketiga ayat tersebut, secara tegas menyiratkan kepada kita bahwa perbuatan tolong-menolong, memaafkan, dan berterima kasih merupakan perbuatan atau amalan yang telah digariskan Allah swt. Lebih lanjut, Rofiq (2014)-penulis buku ini, menyatakan bahwa secara teologis, perbuatan tolong-menolong, saling memaafkan, berterima kasih merupakan perbuatan yang berpahala. Namun, ketiganya juga merupakan perbuatan yang dapat menjadi faktor penentu bagi keberhasilan dan kesuksesan seseorang meraih cita-cita di dunia.
Adanya hikayat, kisah, kata mutiara yang mengandung pesan-pesan nilai kebaikan dari tiga kata ajaib, menjadikan buku ini memiliki nilai plus dibanding buku kebanyakan yang sudah lebih dulu terbit. Dengan pemaparannya yang luwes, penulis buku ini berusaha menyuguhkan kekuatan tiga kata ajaib tersebut secara konteksual. Artinya, penulis tidak dalam rangka melakukan “doktrinisasi” terhadap pembaca. Namun, penulis berupaya membuka ruang refleksi diri bagi pembaca dalam kehidupannya. Pembaca diajak untuk merenung diri yang dilandasi dengan ajaran agama dan pelbagai hikmah yang terkandung dalam cerita.
Tidak ada ruginya untuk memiliki buku ini. Didalamnya mengupas secara gamblang tentang kekuatan tiga kata ajaib. Sebagai manusia, sudah selayaknya, kita selalu mengedepankan etika komunikasi yang apik. Selalu tolong-menolong, saling memaafkan, dan suka berterima kasih. Jika kita berhasil merangkai ketiga kata ajaib ini dalam kehidupan, sungguh kita termasuk orang yang luar biasa.
Data buku:
Judul Buku : Tiga Kata Ajaib: Dahsyatnya Energi Ungkapan “Tolong”, “Maaf”, dan “Terima Kasih”
Penulis : Salman Ali Rofiq
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan : November 2014
Tebal : 252 Halaman
ISBN : 978-602-255-746-3
Peresensi : Abdul Halim Fathani, Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Malang