Data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tahun 2012 menjelaskan bahwa potensi zakat di Indonesia sebesar Rp217 triliun. Jumlah ini hanya terealisasi Rp2,73 triliun atau hanya satu persen saja. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat sekitar Rp300 triliun di tahun 2016. Jumlah itu adalah potensi yang sangat besar.
Data tersebut diungkapkan oleh Pemimpin Redaksi Majalah Risalah NU, H Musthafa Helmy dalam pengantar redaksinya. Majalah Risalah terbaru Edisi 67 tahun 2016 ini mengangkat topik utama, yaitu zakat bersamaan dengan momen menjelang Lebaran tahun 2016, utamanya program-program LAZISNU yang kini bertransformasi menjadi NU Care.
Untuk mempertajam topik bahasan, Risalah mengangkat wawancara eksklusif dengan Ketua PP LAZISNU H Syamsul Huda. Dalam obrolan panjang tersebut, NU Care-LAZISNU terus berupaya menjadi lembaga zakat profesional secara admnistratif untuk kepentingan warga NU dan masyarakat global.
Syamsul Huda menegaskan bahwa terma baru NU Care merupakan upaya rebranding agar LAZISNU mampu melebarkan sayap secara global untuk mengakomodasi zakat bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dari masyarakat di luar negeri.
Agar proses pengumpulan zakat berjalan, usaha sinergi antarlembaga NU juga dilakukan oleh NU Care-LAZSINU. Untuk membantu di bidang kesehatan warga NU, NU Care menggandeng LKNU. Begitu juga dengan persoalan pendidikan dan beasiswa, mereka menggandeng LP Ma’arif dan RMINU. Demikian juga dengan lembaga lain yang sama-sama mempunyai peran strategis.
Disamping membahas zakat di kalangan warga NU, Risalah yang kali ini terbit setebal 74 halaman ini juga banyak membahas persoalan penting lain seperti jelajah Islam Nusantara yang dua bulan lalu dilaksanakan oleh PBNU. Kemudian forum strategis yang dilakukan oleh PP GP Ansor yang telah melaksanakan perhelatan Konferensi Besar (Konbes) di Cirebon hingga wafatnya Legenda Tinju Dunia, Muhammad Ali yang banyak menyedot perhatian dunia internasional.
Secara khusus, Pemred Risalah NU Musthafa Helmy menulis ulasan mendalam tentang salah satu ulama Nusantara yaitu Syekh Abdusshomad Al-Palimbani. Ulama yang menulis salah satu kitab masyhur berjudul Hidayatus Salikin (ditulis 1192 H/1778 M) ini dibahas dari mulai profil, perjuangan, dan ekspedisinya dalam melakukan dakwah. Selengkapnya, selamat membaca! (Fathoni)