Warta

Didukung PCNU se-Jatim, Ali Maschan Siap Maju Jadi Ketum PBNU

Jumat, 15 Januari 2010 | 04:10 WIB

Jakarta, NU Online
Pertarungan untuk memperebutkan posisi ketua umum PBNU semakin menarik dengan pernyataan dari mantan ketua PWNU Jawa Timur Ali Maschan Moesa untuk meramaikan muktamar ke-32 NU di Makassar, 22-27 Maret mendatang.

Insyaallah saya akan maju mencalonkan diri menjadi ketua umum PBNU berbekal dukungan dari seluruh cabang di Jawa Timur dan dari luar Jawa, ini modal awal saya,” katanya kepada NU Online, Jum’at (15/1).<>

Ia berpikir sederhana saja, keinginannya untuk maju merupakan upaya untuk berbakti kepada NU dan memperbaiki diri sendiri. “NU merupakan sebuah wadah dan didalamnya diisi oleh individu-individu, yang belum tentu semuanya juga baik. Kita ingin memperbaiki diri didalamnya,” tandasnya.

Saat in kondisi NU menurutnya sudah cukup baik, namun ada beberapa kelemahan yang perlu diperkuat. Ia ingin kembali pada hasil istikharah ilahiyah yang dilakukan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan yang disampaikan kepada KH Hasyim Asy’ari melalui kurirnya KH Wahab Hasbullah ketika akan mendirikan NU.

Ada tiga pesan dalam hasil istikharah tersebut, yang mengacu pada surat al Huda 17-21 yang berupa komitmen kerakyatan, tongkat nabi musa dan tasbih.

“Mengenai komitmen kerakyatan, NU harus memfokuskan diri pada pelayanan orang kecil yang butuh dukungan,” katanya.

Disinilah keberadaan NU harus mampu memberi perlindungan, kesejahtaraan dan kedamaian bagi masyarakat luas.

Sementara itu, simbol tongkat nabi Musa saat ini bisa diartikan amanah NU untuk menjaga NKRI dan Pancasila sebagai sesuatu yang final. Upaya ini masih perlu perjuangan panjang karena berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh UIN Jakarta, ternyata 48 persen takmir masjid di Jakarta masih menginginkan Indonesia menjadi negara Islam. Penelitian serupa yang dilakukan oleh UIN Bandung terhadap pesantren di kawasan Garut dan kabupaten sekitarnya juga menunjukkan 43 persen responden masih menginginkan terbentuknya negara Islam.

“Ini menunjukkan perjuangan NU dalam menegakkan NKRI masih memerlukan proses yang panjang,” tandasnya.

Selanjutnya, simbol tasbih merupakan upaya NU untuk menjaga spiritualitasnya karena NU merupakan organisasi ulama. “Inti ajaran NU adalah disini,” tegasnya.

Dari sini, juga harus dijaga warisan para ulama berupa ilmu yang jelas rujukannya mengingat saat ini banyak sekali aliran dan kelompok baru yang mengklaim dirinya sebagai yang paling benar.

Anggota DPR RI dari PKB ini juga menyatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan KH Hasyim Muzadi. “Saya sudah sowan dengan beliau dan oke-oke saja,” imbuhnya.

Ia menegaskan, akan melepaskan jabatannya sebagai anggota DPR RI jika nantinya terpilih menjadi ketua umum PBNU sesuai dengan aturan pelarangan rangkap jabatan di PBNU. (mkf)


Terkait