Surabaya, NU Online
Ketua Umum Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan ulama sepuh/senior KH Abdullah Faqih (pengasuh Pesantren Langitan, Tuban), mengumpulkan kiai di tempat yang berbeda.
"Gus Dur akan bertemu sekitar 17.000 ribu lebih kiai/ulama dan tokoh masyarakat dalam Majelis Silaturrahmi Ulama Rakyat (MaSURa) di Masjid Ampel Surabaya pada 1 April," ujar koordinator panitia MaSURa Jatim, M Mas’ud Adnan, di Surabaya, Jumat.
<>Sementara itu, kiai Faqih bersama 16 ulama/kiai sepuh lainnya, akan mendeklarasikan kelahiran Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di Pesantren Langitan, Tuban, pada 31 Maret.
Menurut Mas’ud Adnan yang juga Wakil Ketua DPW PKB Jatim itu, pertemuan MaSURa itu akan bersifat sakral untuk mendoakan bangsa dan negara, terkait dengan bencana alam yang akhir-akhir melanda. Karena itu, acaranya diisi dengan sholat taubat, diba’ (pujian kepada Nabi Muhammad SAW), dan istighotsah.
"MaSURa akan dihadiri belasan ribu orang yang terdiri atas kiai pesantren, pengurus langgar/musholla, takmir masjid, ibu nyai, serta para simpatisan dan undangan. Ulama yang hadir antara lain KH Nawawi Pasuruan, KH Chotib Umar Jember, dan KH Miftahul Akhyar (Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim)," paparnya.
Lain halnya dengan Ketua Panitia Nasional (Pannas) Deklarasi PKNU Chudry Sitompul SH MH. "Kami akan mengundang presiden, duta besar dari negara sahabat, tokoh nasional, dan tokoh partai politik (Parpol) untuk menghadiri deklarasi, termasuk Gus Dur (Ketua Dewan Syuro DPP PKB pro-Muktamar Semarang)," tegasnya.
Ke-17 ulama yang akan menjadi deklarator PKNU adalah;
01. KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban),
02. KH Ma`ruf Amin (Tanara, Banten),
03. KH Abdurrohman Chudlori (Magelang, Jateng),
04. KHA Sufyan Miftahul Arifin (Situbondo, Jatim),
05. KH Idris Marzuqi (Lirboyo, Kediri, Jatim),
06. KHA Warson Munawwir (Krapyak, Jogjakarta),
07. KH Muhaiminan Gunardo (Temanggung, Jateng),
08. KH Abdullah Schaal (Bangkalan, Jatim),
09. KH Sholeh Qosim (Sidoarjo, Jatim),
10. KH Nurul Huda Djazuli (Ploso, Kediri, Jatim),
11. KH Chasbullah Badawi (Cilacap, Jateng),
12. KHA Adzim Abdullah Suhaimi MA (Mampang Prapatan, Jakarta),
13. KH Mas Muhammad Subadar (Pasuruan, Jatim),
14. KHA Humaidi Dahlan Lc (Banjarmasin, Kalsel),
15. KHM Thahir Syarkawi (Pinrang, Sulsel),
16. Habib Hamid bin Hud Al-Atthos (Cililitan, Jakarta),
17. KH Aniq Muhammadun (Pati, Jateng).
"Deklarasi digelar di Tuban, karena dalam situasi bangsa yang akhir-akhir ini dilanda bencana, rasanya tidak elok bila ada acara politik di Jakarta," ucapnya. (ant/eko)