Warta

Isra' Mi'raj di NTT Disemarakkan dengan Salat Berjamaah

Selasa, 21 Juli 2009 | 00:35 WIB

Kupang, NU Online
Umat Islam dalam Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyemarakkan peringatan Isra` Mi`raj Nabi Muhammad, dengan saalat berjamaah serta ceramah agama.

Sejumlah Masjid di Jalan Ir Soekarno, terutama Masjid Agung Al-Baitul Qadim, di Kelurahan Air Mata, Kota Kupang, NTT ini, peringatan Isra` Mi`raj dipimpin H Hussen Al-Habsi menggelar ceramah seputar perintah salat langsung dari Allah kapada Nabi Muhammad.<>

Di depan ratusan umat Islam, ia mengatakan, hanya ibadah salat lima waktu sehari semalam yang langsung diperintahkan Allah kepada Rasulullah untuk umat manusia (Islam) tanpa melalui malaikat Jibril.

Sementara, perintah ibadah lainnya melalui perantara malaikat Jibril. "Itulah keistimewaan salat yang diterima Nabi saat Isra` Mi`raj," katanya.

Nampak umat Islam termasuk Remaja Masjid setempat khidmat mendengarkan uraian Isra` Mi`raj.

Husen berbicara tentang Nabi yang diperjalankan Allah dari Mesjidil Haram di Mekah menuju Masjid Aqsa di Palestina yang kemudian disebut dengan Isra`.

Kemudian dari Masjid Aqsa Nabi melanjutkan ke Sidratul Muntaha setelah langit ketujuh yang kemudian disebut dengan mi`raj. "Di sinilah Nabi menerima perintah salat lima waktu,” katanya.

Ketua Remaja Masjid, Djamaluddin Baria, usai mengikuti kegiatan ini, mengatakan, kegiatan Tablig Akbar yang setiap peringatan "Isra` Mi`raj" dalam tahun berjalan digelar di Masjid Angung ini, ditunda dan baru digelar pada 10 Agustus 2009.

Kegiatan dengan tema, "Kupang Berzikir” itu akan menghadirkan Achmad Al-Habsyi, Dai kondang dari Jakarta. Kegiatan itu, selain memperingati "Isra` Mi`raj" juga HUT ke-63 RI dan persiapan menyambut Ramdhan," kata Djamal.

Secara terpisah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT, Abdul Kadir Makarim, mengatakan, Isra` Mi`raj merupakan kesempatan untuk introspeksi diri, terhadap perjalanan rohani dan fisik, seperti yang telah dilakukan Nabi.

"Isra` Mi`raj perlu dimaknai seluruh umat manusia, terutama umat Muslimin dan Muslimat, sebagai kesempatan memaknai kembali perjalan hidup setiap orang dalam siarah hidup di bumi ini dengan meneladani Nabi Muhammad," kata Haji Makarim.

Dalam konteks perjalan fisik, kata Haji Makarim, Isra` Mi`raj, juga harus menjadi ajang untuk menemukan kembali perbuatan baik dan berusaha menghindari sifat-sifat yang cenderung menutup mata atau diri terhadap persoalan-persoalan sosial yang muncul dalam berbagai bentuk dan berusaha mengatasinya.

"Sifat-sifat ingin menang sendiri harus dihindari dan lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa," kata Haji Makarim. (ant/sir)


Terkait