Warta

Kang Said: Jadikan Idul Fitri Momentum Rekonsiliasi Nasional

Kamis, 25 Agustus 2011 | 14:12 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj mengingatkan arti penting Hari Raya Idul Fitri untuk meneguhkan semangat kebangsaan. Para elit yang belakangan terlibat perselisihan, diingatkan untuk bisa saling bermaafan, melupakan semua kesalahan dan kembali bersama-sama membangun bangsa.

"Idul Fitri adalah kesempatan kita bersenang-senang, itu boleh karena kita patut bangga berhasil menahan hawa nafsu selama sebulan. Tapi hal penting yang tidak boleh ditinggalkan adalah silaturahim, saling bermaafan," ungkap Kiai Said di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2011.

Untuk menikmati kemenangan dengan bersenang-senang, Kiai Said atau tetap mengingatkan agar dilakukan sebatas kemampuan yang dimiliki. Makanan enak dan pakaian yang bagus menjadi contoh bentuk kesenangan, dengan pemenuhannya tetap memperhatikan kemampuan. <>

Sementara untuk silaturahim, seluruh warga negara yang beragama Islam disarankan dapat melakukannya. Pejabat bisa menerima silaturahim rakyatnya, dengan mengedepankan sikap gembira.

"Itu ada hadistnya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, wajib baginya senang dalam menerima kedatangan tamu di rumahnya," tegas Kang Said.

Di kalangan elit pemerintahan, Kang Said juga berpesan agar momentum Idul Fitri dijadikan sarana rekonsiliasi nasional dengan saling memaafkan. Jika memang dianggap perlu, presiden SBY disarankan tak segan mendatangi sesama elit politik, saling memaafkan dan melupakan perselisihan yang selama ini muncul.

"Intinya semua harus bisa memaknai Idul Fitri dengan semangat saling memaafkan. Presiden jika nantinya menjadi tuan rumah dalam silaturahmi, tetap wajib menghargai tamunya, apapun latar belakang tamu tersebut," tuntas Kang Said.

Penulis   : Emha Nabil Haroen


Terkait