Kekhawatrian dunia pendidikan terhadap gejolak politik yang melanda Mesir membuat kekhawatiran bagi sebagian madrasah NU yang biasa mengikutsertakan siswanya mengikuti program beasiswa S1 ke Mesir.Salah satunya, MA NU Taswiquth Tullab Salafiyah (TBS) Kudus yang sering mengirimkan alumni belajar sekolah di Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Waka Kurikulum Madrasah Aliyah (MA) NU Taswiquth Tullab Salafiyah (TBS) Kudus, Suwanto, mengatakan kondisi keamanan sangat mengkhawatirkan sehingga rencana untuk melakukan penundaan terhadap siswanya meneruskan studi ke Mesir. "Tahun depan saja kami merekomendasikan kepada siswa untuk studi di Mesir," katanya, di TBS, Kamis (3/2).
>
Mesir, menurut Suwanto, masih menjadi magnet studi agama yang populer dan tersohor. Pasalnya sejumlah cendikiawan Indonesia pernah mengenyam pendidikan disana dan Universitas Al Azhar salah satu lembaga pendidikan tertua di dunia yang berbasis agama Islam.
Sampai saat ini setidaknya ada 15 alumni yang sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Sejak tahun 1993 TBS telah memfasilitasi studi siswanya ke Universitas Al Azkar di Kairo Mesir dengan menjalin kerjasama lewat beasiswa yang diadakan Kementrian Agama RI. Meski tak sepenuhnya sekolah bisa menghantarkan siswa studi lanjut, setidaknya informasi dan sosialisasi beasiswa berasal dari sekolah.
"Sebelum kisruh di Mesir konsultan pendidikan luar negeri,Global Overseas, yang mempromosikan beasiswa S1 di Universitas Al Azhar, datang kepada kami untuk memberitahukan jadwal pendaftaran beasiswa. Tapi setelah melihat gejolak Mesir, kami urungkan sosialisasi lebih lanjut kepada siswa," katanya yang beberapa hari lalu telah melakukan sosialisasi awal.
Hanya saja, pihaknya tidak bisa berbuat banyak jika keinginan siswa sangat besar melanjutkan studi ke Mesir. Pasalnya sudah banyak kakak kelasnya yang berhasil studi di Mesir. "Bisa saja siswa mengikuti beasiswa ke Mesir dari daerah lain. Tapi kami lebih baik menunda tahun depan sembari melihat kondisi di Mesir," ujarnya.
Sementara itu, MA NU Banat Kudus masih tetap mendorong siswinya mengikuti program beasiswa. Bahkan saat ini sudah ada tiga siswi yang mendaftar dan siap mengikuti seleksi.
Kepala Sekolah MA NU Banat, Moh Said, mengatakan kisruh di Mesir memang membahayakan, tetapi anak didik tetap didorong untuk mengejar keilmuan. "Kami mendorong siswa untuk menuntut ilmu lebih tinggi," ujarnya, Kamis.
Salah seorang siswi yang telah mendaftar, Noor Saidah mengaku semangatnya tak surut meski kondisi Mesir sedang tak aman. Ia pun siap berangkat tahun ajaran ini jika lolos seleksi. "Tetep semangat mengikuti tes beasiswa, jikapun lolos siap berangkat," ujarnya yang mendaftar di Jurusan Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Meski sampai sejauh ini kebijakan pendidikan pemerintah belum memutuskan soal pengiriman pelajar ke Mesir, Saidah dan kedua temannya sudah menyiapkan persyaratan, di antara keahlian bahasa Arab serta hafal Alquran minimal tiga juz.(adb)