Warta

Menkominfo Mengaku Mantan Kader IPNU

Sabtu, 20 Juni 2009 | 09:36 WIB

Brebes, NU Online
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Muhammad Nuh, mengaku mantan kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Hal itu dikatakannya di hadapan 2.500 peserta Kongres ke-16 IPNU dan Kongres ke-15 Ikatan Pelajar Putri NU di Pondok Pesantren Al Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (20/6) siang.

"Saya juga pernah merasakan berproses (baca: menjadi kader dan aktif) di IPNU, ketika masih remaja," ungkap Nuh disambut tepuk tangan para hadirin yang merupakan utusan pimpinan wilayah serta pimpinan cabang IPNU dan IPPNU se-Indonesia itu.<>

Ia tak menyebutkan secara rinci tentang ke-IPNU-annya. Namun, mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya itu selama ini memang dikenal sebagai warga NU. Ia pun kini masih tercatat sebagai A'wan (anggota Syuriyah) Pengurus Wilayah NU Jatim periode 2007-2012.

Nuh yang kehadirannya mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu lebih banyak berpesan pada para kader IPNU atau IPPNU agar terus belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan. Ia mengimbau kedua organisasi pelajar dan santri NU itu tidak terlibat dalam politik praktis, utamanya dalam Pemilu Presiden pada 8 Juli nanti.

Menurutnya, setiap generasi memiliki peran dan kesempatan masing-masing. "Berkiprah di politik itu ada masanya. Untuk saat ini, lebih baik generasi muda yang tergabung dalam IPNU dan IPPNU hendaknya menyiapkan diri dengan keterampilan, keilmuan dan modal sosial," pintanya.

Lebih lanjut, Menkominfo mengungkapkan, sebagai landasan organisasi dan pengembangan pribadi, generasi muda hendaknya memperbaiki tiga bidang. "Pelajar sebaiknya memperhatikan tiga ranah, yakni mind, life skill dan personality," ujarnya. Ditambahkan, "Generasi muda hendaknya memiliki pemikiran terbuka dan kreatif."

Pikiran terbuka, katanya, akan menjadikan generasi muda mampu menghadapi segala tantangan, membuka peluang dan terus meningkatkan kapasitas diri. Selain itu, generasi masa depan sebaiknya memiliki keterampilan yang dapat diandalkan.

“Kalau kita tidak punya keterampilan, maka hanya akan menambah jumlah manusia, tanpa kontribusi jelas", kelakarnya.

Ia juga menginginkan agar generasi muda memiliki kepribadian yang bermoral. "Pribadi yang bermoral dan kreatif, akan membuka pintu keberhasilan. Selalu ada opportunity bagi generasi yang cerdas," ucapnya. (ziz)


Terkait