Kairo, NU Online
Ada yang menarik selama tahun baru di Mesir ketika pemilu parlemen di Mesir masih menyisakan satu tahapan lagi. Berbagai calon anggota parlemen dari berbagai partai politik yang berbeda berlomba-lomba mengunjungi gereja-gereja guna memberikan ucapan selamat hari raya Natal dan tahun baru.
Sementara itu, calon partai Nur, gerakan sayap kelompok Salafi, melarang anggota dan calon anggota parlemen dari partainya melakukan tindakan seperti di atas.
<>Yusri Muhammad Hani, calon anggota parlemen dari partai Kebebasan dan Keadilan beserta beberapa tokoh di partai milik Ikhwanul Muslimin itu mengunjungi gereja Adzra' dan Malak Mikhail di Manshoura, supaya bisa mendapatkan simpati dan suara pada pemilu parlemen (Majelis Sya'b) tahap ketiga. Kepada pendeta Mathran, calon anggota itu mengatakan, "Islam menjaga hak asasi kaum Koptik dan nabi berpesan untuk melindungi umat Kristen di Mesir.
Partai Tsaurah Mustamirah (Revolusi Terus Berlangsung) diwakili calon anggota parlemen yang dipimpin oleh Muhammad Syabanah, mendatangi beberapa gereja di provinsi sama untuk memberikan dukungan moral kepada umat Koptik di tengah-tengah ketakukan mereka terhadap tingginya kemenangan kelompok Islamis (yang direpresentasikan oleh Partai Kebebasan dan Keadilan serta Partai Nur) di kursi parlemen Majelis Sya'b.
Hal yang sama juga dilakukan oleh calon-calon dari kelompok Kutlah Mashriyah (koalisi atas nama Mesir), partai Wafd, partai Wasth (moderat). Semuanya berlomba-lomba menangkap simpati dari umat Kristen Koptik. Pemilu parlemen tahapan ketiga, sesuai rencana, akan dilangsungkan pada tanggal 3-4 Januari 2012.
Di Alexandria sendiri, setelah doa bersama menyambut tahun baru kemarin, para pendeta menasehati umat Koptik untuk tetap menjaga perdamaian dan keselamatan bangsa dari fitnah dan perang antar golongan. Dalam berbagai perayaan di sana, aparat keamanan dan tentara, pihak kepolisian dan aktifis setempat sukarela memberikan perlindungan menjaga geraja Qadisin, saat doa tahun baru berlangsung. Perayaan kemarin tepat satu tahun terjadinya ledakan gereja Iskandariyah yang menewaskan 24 orang dan 100 orang luka-luka.
Sementara di pusat kota Kairo, pada malam tahun baru 2012, ribuan orang merayakan tahun baru di Tahrir Square. Mereka mendendangkan lagu-lagu revolusi bersama-sama dengan para penyanyi yang hadir serta menyuarakan teriakan "turunlah pemerintahan militer".
Dalam perayaan tahun baru yang disepakati tidak boleh berbicara soal politik, ribuan umat Islam dan Kristen Koptik berkumpul di sekeliling gereja Qasr Dubarah di belakang gedung Mugamma' Tahrir.
Jamilah Ismail membuka acara tersebut dengan ajakan mengheningkan cipta sejenak untuk para pahlawan syuhada' revolusi Tahrir. Selain menyanyi, beberapa penyair turut hadir membacakan sajak mereka tentang revolusi, pejuang, syuhada', kehormatan Mesir dll. Di antara seniman yang hadir pada malam itu adalah Ali Hagar, Izat Baligh dan Rami Isham.
Setelah dua jam acara perayaan berjalan, ribuan orang dari berbagai aliran Kristen membawa lilin dan ribuan balon yang membawa potret syuhada' dan mengangkat spanduk yang berbunyi "Sebanjir bah tak mampu menghempaskan sebiji tanaman." Mereka mengangkat tinggi-tinggi foto Sayid Bilal, pemuda salafi yang meninggal setelah mendapatkan penyiksaan dari Mabahis Amn Daulah, Maryam Fikri dan perempuan Koptik korban bom yang meledak di geraja Iskandariyah satu tahun lalu.
Acara dilanjutkan dengan dendangan lagu-lagu sufi yang dibawakan oleh Syeikh Ahmad Tuny dan pendeta Samih Mauris menyanyikan lagu-lagu seperti "Barik Bilady Ya Rab" dan "Allah ma'ana."
Mufti Mesir Syeikh Ali Jum'ah menyampaikan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan nasional Mesir guna mewujudkan stabilitas keamanan selama masa transisi. Daam suratnya yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Mesir dalam momen perayaan tahun baru, kemarin, beliau mengatakan bahwa semua elemen masyarakat dari berbagai latar belakang dan keyakinan memiliki peran dan kesempatan partisipasi yang sama untuk memajukan Mesir.
Isi lain dari surat Syeikh Ali Jum'ah itu antara lain menerangkan tentang peran penting perempuan dalam pergerakan revolusi Mesir serta mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi buta huruf, kemiskinan, menyantuni anak-anak jalan. "Tak bisa dipungkiri, ekonomi adalah soko utama kemajuan yang harus dicapai Mesir saat ini." Tulisnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Sumber : NU Mesir