Wawancara

Perang Salib Tinggal Catatan Dalam Buku Sejarah

Ahad, 12 Oktober 2003 | 14:22 WIB

Jakarta, NU Online
Disela-sela acara Konferensi Internasioanal tentang metodologi keilmuan dalam Islam  yang diadakan Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 23-25 NU Online berkesempatan mewawancarai Dr. Johan Hendrik Meuleman, ketua dewan Stichting Islamitische Universiteit van Europa (Islamic University of Europe Foundation) Netherlands. Dia saat ini juga mengajar di Universiteit Leiden dalam kerangka kerjasama Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies (INIS) dan juga berafiliasi sebagai peneliti di Leiden pada International Institute for Asian Studies (IIAS) dan juga sebagai profesor sejarah Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini dia banyak berbicara tentang masalah terorisme dari sudut pandang keahliannya sebagai pakar sejarah Islam dan juga berbagai persoalan lain yang berkaitan antara hubungan Islam dan Barat ataupun pendapatnya tentang NU. Berikut ini adalah petikan wawancaranya dengan Mukafi.

<>

Islam dari Barat selalu menegalami kecurigaan dan ketegangan dan itu sudah berlangsung lama, ada perang salib, penaklukan, atau penjajahan, dan sekarang ini memuncak dengan adanya tuduhan Islam sebagai terorisme. Kalau menurut anda  apa penyebabnya?

Menurut saya, dari sudut pandang latar belakang historis, perang salib sudah tidak memainkan peran yang berarti lagi. Bagi orang Barat perang salib sudah berakhir di sekolah, itu sejarah yang lama, tetapi hal ini masih terasa menjadi ingatan di dunia Islam dan berakar mendalam. Hal-hal yang terjadi pada zaman penjajahan yang mungkin masih mempengaruhi citra Islam di Barat dan juga peristiwa-peristiwa pada abad ke-21.

Tapi kenapa dalam Islam perang salib masih selalu dijadikan sebagai rujukan?

Apakah itu selalu begitu atau memang diciptakan kembali saya kurang tahu, tetapi kata-kata perang salib atau salibi seringkali muncul.

Dalam konteks terorisme saat ini apakah ada perbedaan mendasar antara Islam dan Barat sehingga selalu bertentangan.?

Kalau terorisme menurut saya merupakan gejala baru yang terjadi 1-2 abad yang lalu.

Saat ini sedang gencar-gencarnya terorisme, dan Islam distigmakan sebagai teroris, apakah ini karena munculnya ketidakadilan, atau sikap-sikap Barat yang cenderung menjajah?

Mengapa terorisme muncul, yaa  ..saya kira ada rasa keputusasaan karena tidak bisa maju karena perbedaan kekayaan di dunia Islam dan Barat seperti yang terlihat di dunia Barat yang digambarkan dalam televisi, walaupun sebenarnya tidak mewakili keadaan yang sebenarnya…kemudian beberapa masalah yang tidak selesai, masalah Palestina, dan juga kemiskinan yang terjadi di dunia Ketiga. Memang perlu ada penelitian yang lebih jauh menganai hal ini tradisi pengorbanan diri, atau syahid  di kalangan Syiah, dan itu menurut saya ada pengaruh kelompok Syiah di Lebanon, tetapi itu memang harus dilancak lebih jauh.

Tapi itu juga bukan dari kalangan Syiah, atau mungkin kalau di Indonesia berasal dari kelompok garis keras atau kelompok Islam Puritan?

Ya ya, tetapi kebijakan resmi Wahabi Arab Saudi juga menentang terorisme, kalau dianggap Wahabi mungkin bukan Wahabi murni. Sejauh pengatahuan saya, Jakfar Umar Thalib juga tidak setuju dengan kebijakan al Qaedah,  karena itu sejauh mana kekerasan boleh dipakai, ada perbedaan-perbedaan antar kelompok.

Bagaimana potensi hubungan antara Islam dan Barat, ke depan apakah mungkin Islam bisa menjadi bagian kultur baru, yang selama ini hanya menjadi bagian-bagian kelompok kecil?

Secara statistik penduduk Muslim di negara Belanda semakin banyak. Mungkin di Belanda sudah mencapai 5 persen atau lebih. Kemungkinan besar dalam sepuluh atau dua puluh tahun ke depan sudah mencapai di atas sepuluh persen. Bahkan di beberapa kota besar di belanda sudah mencapai lebih dari 30 persen. Orang Eropa sendiri ada yang masuk Islam, tetapi sedikit, dan itu biasanya melalui pergaulan sosial atau dengan cara lain seperti teman-teman, dan sampai sekarang tetap minoritas. Kebanyakan imigran menjadi minoritas dan kebanyakan terpinggir karena memang pendidikannya rendah, dan itu membuat kelompok Islam di mata orang Barat kurang baik karena imigran yang kurang berpendidikan kadang-kadang menimbulkan erbagai masalah sosial dan secara budaya agak terbelakang karena mereka di kelompok di negerinya sendiri juga bukan termasuk elit. Namun demikian, umat Islam sudah berkembang, anak-anak Islam sudah mulai masuk universitas-universitas, memasuki berbagai jabatan, walaupun masih sedikit tetapi sudah ada perkembangan.

Mengenai upaya perbaikan citra Islam di Eropa bagaimana?

Ada, melalu berbagai pertemuan seminar, diskusi oleh orang muslim yang terpelajar yang ingin merubah citra Islam. Umat Islam di Eropa kurang berpendidikan sehingga sulit mengikuti berbagai diskusi publik yang ada, dan ada kecenderungan, masalah kelompok dan etnis membuat sekat dalam Islam sulit dihilangkan sehingga sulit diajak kerjasama, dan bahkan kalau b


Terkait