Daerah

Santri dan Kiai Harus Cerdas Pilih Pemimpin

Rabu, 24 Januari 2018 | 12:31 WIB

Bandar Lampung, NU Online
Ketua PWNU Provinsi Lampung KH Sholeh Bajuri mengingatkan para santri dan alumni pondok pesantren (kiai) agar berpikir dan bertindak cerdas dalam menentukan siapa yang layak memimpin daerahnya. 

Hal ini dikatakannya terkait gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlangsung pada pertengahan 2018 ini.

"Ini pentingnya punya pemangku kebijakan yang punya political will kepesantrenan dan dinniyah. Maka menghadapi pilkada pimpinan pesantren dan pengasuhnya serta alumni harus cerdas memilih siapa calon yang ada yang terbukti peduli terhadap pesantren," tegasnya, Rabu (24/1).

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatus Sholihin Lampung Selatan ini mengingatkan bahwa santri baik yang mondok di Lampung maupun di luar Lampung harus mendapatkan perhatian serius dari pimpinan daerah. Hal ini karena merekalah yang merupakan penerus kepemimpinan dan keulamaan dimasa mendatang.

"Kalau pendidikannya tidak diperhatikan oleh pemerintah maka ke depan akan minim kader ulama yang mampu memberikan pencerahan dan solusi terhadap permasalahan umat dan bangsa yang semakin hari semakin kompleks," ujar Kiai Sholeh.

Lebih lanjut Kiai Sholeh mengajak para santri dan alumni untuk melihat kredibilitas dan komitmen para calon selama ini dengan pesantren. 

Ia mengimbau juga kepada para calon agar tidak dalam masa kampanye saja mendekat dengan kalangan santri dan alumni pesantren.

"Ketika nantinya sudah jadi pun harus benar-benar mampu merealisasikan janjinya untuk memperhatikan pesantren," tambahnya.

Yang lebih penting ia mengingatkan kepada para pengasuh pesantren, santri dan alumni khususnya di Provinsi Lampung untuk tidak terpecah belah karena perbedaan pilihan menjelang Pemilihan Kepala Daerah.

"Para santri harus menjadi pioner dalam menjaga ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah serta ukhuwah islamiyah. Ingat Pilkada hanya lima tahun sekali. Jangan sampai itu mengacak-ngacak persaudaraan," ingatnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)