Siapkan Lokasi Baru, Durrotu Aswaja Semarang Kembangkan PAUD dan Pesantren Tahfidz
Senin, 17 Agustus 2020 | 13:30 WIB
Peletakan batu pertama pengembangan Pesantren Durrotu Aswaja Semarang (Foto: NU Online/Rifqi Hidayat)
Ahmad Rifqi Hidayat
Kontributor
Semarang, NU Online
Perkembangan Pesantren Durrotu Ahlissunnah wal Jama'ah Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah saat ini perlu diiringi dengan bangunan baru pesantren. Untuk memenuhi kebutuhan santri dan lembaga pendidikannya, saat ini sedang membangun gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahfidzul Qur'an Permata Bunda dan kompleks Tahfidzul Qur'an di lokasi baru.
"Saat ini PAUD masih menempati di lokasi lama, masih kontrak, di Jalan Margasatwa Gang Nakula atau gang belakang kompleks PPDA," kata pengasuh PP Durrotu Aswaja, K Agus Ramadhan saat ditemui di kediamannya, Ahad (16/8) malam.
Dijelaskan, pihaknya sedang menyiapkan lokasi PAUD dan kompleks tahfidz yang baru dengan lahan seluas 750 meter persegi dan berada di belakang PP Durrotu Aswaja, tepatnya Jalan Kalimasada, Gg Kalimasada VI.
"Kalau bangunan baru yang masih kita bangun ini lebih representatif dan termonitor karena di belakang pesantren," ungkapnya.
Perlu diketahui, prosesi peletakan batu pertama pembangunan kompleks tahfidz Durrotu Aswaja sejatinya telah dilaksanakan pada 10 November 2018 lalu oleh Pengasuh Pesantren Tahfidz Yanbu'ul Qur'an Kudus KHM Ulil Albab Arwani setelah mengisi pelatihan Yanbu'a di PP Durrotu Aswaja. Akan tetapi proses pembangunan di pesantren yang lama masih dikebut.
"Alhamdulillah, sudah mendapat barakah do'a dari ulama ahli Qur'an. Setelah peletakan batu pertama kita hentikan sementara karena kita maksimalkan dulu untuk menambah ruang di pondok lama," jelasnya.
Terkait kondisi PAUD saat ini sudah berkembang ke jenjang Taman Kanak-kanak (TK). Sri Ningsih selaku salah satu pengajar mengatakan kesan orang tua murid PAUD dan TK merasa senang. Sebab, perkembangan anak bisa terpantau dengan ketentuan jumlah yang ideal, yakni 8 anak dalam 1 kelas bersama 1 guru kelas dan 1 guru pendamping.
"Mereka merasa senang karena di masa pandemi anak-anak tetap belajar seperti biasanya walaupun jamnya berkurang, orang tua malah sering ada banyak waktu buat anak-anak," ujarnya.
Dijelaskan, selama di area sekolah anak-anak diajarkan hafalan surat-surat pendek pilihan. Meksi tak dituntut harus mampu hafal semua. "Karena mereka masih masa bermain sambil belajar. Jadi, sebisanya walaupun sebenarnya ada target hafalan," terangnya.
Selain hafalan surat pendek pilihan sambungnya, juga belajar membaca menggunakan buku Yanbu'a. "Dalam pembelajarannya ada 4 sentra. Sentra persiapan, sentra imtaq, sentra bahan alam, dan sentra seni," urainya.
Sri berharap, PAUD dan TK Tahfidzul Qur'an Permata Bunda semakin maju dengan fasilitas yang lebih memadai. Selain itu, media bahan pembelajaran yang menunjang tumbuh kembang anak semakin tersedia untuk menunjang kebutuhan anak PAUD di masa keemasannya.
"Ada banyak model permainan indoor maupun outdoor yang sudah dipraktikkan akan tetapi belum terpenuhi semua karena keterbatasan dalam sarana dan prasarana, tapi lumayanlah untuk permulaan," ucapnya.
Hal yang menarik selama Sri mengajar yakni bisa memperhatikan fase perkembangan anak pada tahap tersebut. Selain itu, berusaha mengerti bahasa anak yang belum jelas untuk didengar.
"Jadi terdengar lucu dan buat ketawa, terus anak-anak itu lebih kreatif sebenarnya dari ekspektasi. Bisa melatih kesabaranlah. Kaya beban pikiran yang ada sekilas bisa hilang kalau mendengar kelucuan, kepolosan, dan ketawa mereka," pungkasnya.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua