Suasana Ramadhan di Pesantren Bahrul Ulum: Ada 46 Majelis Ilmu, Santri Bebas Pilih Tempat Ngaji
Sabtu, 16 Maret 2024 | 09:00 WIB
Suasana Ngaji Shahih Al-Bukhari di Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang oleh KH M Idris Djamaluddin. (Foto: NU Online/Syarif)
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jombang, NU Online
Suasana Ramadhan di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas begitu terasa, suara guru-guru membaca kitab kuning terdengar dari berbagai penjuru komplek, asrama atau ribath. Setiap ribath diasuh oleh dzuriyah Pesantren Bahrul Ulum.
Menurut keterangan Ketua Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur Ustadz Asadul Arifin Jombang, setidaknya saat ini di Tambakberas beras ada sekitar 25 ribu santri. Mereka tersebar di puluhan ribath.
Pada Ramadhan 1445 ini, di Bahrul Ulum ada 46 majelis ilmu yang disebut ngaji kilatan Ramadhan, diasuh oleh dzuriyah Bahrul Ulum dan asatidz senior. Majelis tersebut belum termasuk kelompok kecil di ribath yang dipimpin oleh santri senior.
“Suasana Ramadhan di Tambakberas terasa tenang, santri secara keseluruhan ada sekitar 25 ribu orang. Sedangkan khusus ribath Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas ada sekitar 1.200 orang,” jelasnya kepada NU Online, Jumat (15/3/2024).
Ia menjelaskan, di Pesantren Bahrul Ulum secara umum membolehkan santri dari satu ribath ikut ngaji di ribath lain saat bulan suci Ramadhan. Sehingga tak aneh saat memasuki jam ngaji, terlihat sejumlah santri berjalan dari satu ribath ke ribath yang lain. Namun, beberapa ribath menguatkan santrinya untuk fokus pada ribath masing-masing.
Pengajian di pesantren yang didirikan pada 1925 ini berpusat di Masjid Jami Bahrul Ulum. Untuk mencari masjid ini cukup mudah, karena suara asatidz yang membaca kitab terdengar jelas karena menggunakan pengeras suara.
"Bulan Ramadhan ini saya ngaji Kitab Sulam Taufiq," imbuh pria asal Banyuwangi ini.
Dalam pantauan NU Online di Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum, usai jamaah shalat ashar digelar pengajian kitab Shahih Al-Bukhari yang dibacakan oleh KH M Idris Djamaluddin. Pengajian tersebut diikuti oleh santri yang mukim dan santri kilat.
Khusus santri kilat, diwajibkan mendaftarkan diri menjadi pengurus dan datang sehari sebelum puasa Ramadhan. Setiap hari santri kilatan diminta mengikuti ngaji bersama santri Bumi Damai Al-Muhibbin.
“Di Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin membuka pesantren kilat yang dimulai hari Senin. Pesertanya banyak dari keluarga kiai, yaitu gus-gus,” ujarnya.
Ia mengatakan, ngaji kilatan Ramadhan di Tambakberas umumnya dimulai setelah shalat zuhur hingga malam dan pagi hari. Sebagian ada juga yang ngaji setelah shalat Dhuha. Namun, sebagian besar setelah waktu Dhuha kegiatannya yaitu sekolah formal di madrasah.
“Selama Ramadhan, sekolah formal tetap berjalan seperti biasa, hanya saja pulang sebelum shalat zuhur,” tandasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua