Hadirnya Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sragen tidak terlepas dari kiprah seorang ulama asal Palembang, yaitu KH Ismi Ibnu Utsman yang juga dikenal karena kecerdasannya. Awalnya, KH Ismi Ibnu Utsman membantu mengajar di Madrasah Mambaul Ulum Cabang Boyolali yang dipimpin oleh R. Ng. Moh. Sholeh Tjokrosuroto. Dua tahun kemudian, Ismi diambil menjadi menantu oleh Pimpinan Madrasah tersebut, dan namanya berubah menjadi Ismi Dijomihardjo.
Pada tahun 1945, KH Ismi Ibnu Utsman diangkat oleh Keraton Surakarta menjadi Naib atau perwakilan di Desa Terong, Prambanan. Pada tahun 1947, ia pindah ke Kabupaten Sragen dan menjadi Naib di Sambirejo dan Gondang. Tahun 1951, ia masuk ke Kantor Jawatan Agama Kabupaten Sragen sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sejak itu, KH Ismi Ibnu Utsman tidak lagi menjadi abdi dalem Keraton Surakarta, melainkan menjadi PNS di bawah Pemerintahan Republik Indonesia.
Setelah bermukim di Sragen, aktivitasnya semakin meningkat dengan mendirikan NU pada tahun 1953. Ayah mertuanya, R. Ng. Moh. Sholeh Tjokrosuroto, adalah pendiri NU di Boyolali dan menjadi salah satu dari tiga Ketua Panitia Mukhtamar NU tahun 1935 di Solo. Karier KH Ismi sebagai PNS juga terus meningkat hingga menjabat Kepala Kantor Djawatan Agama Kabupaten Sragen pada tahun 1963 dan pensiun pada tahun 1973.
Kiprah KH Ismi di NU dikenal luas di kalangan masyarakat pada zamannya. Beliau berkeliling Kabupaten Sragen untuk mengajarkan Islam Ahlusunnah Wal Jama'ah dan menggerakkan anak-anak muda untuk mendirikan GP Ansor, Fatayat, IPNU/IPPNU. Istrinya, Siti Khusnah, juga dibimbing oleh beliau untuk mendirikan Muslimat NU dan menjadi ketua yang pertama.
Sejak muda, KH Ismi Ibnu Utsman aktif dalam kegiatan kepanduan Hisbullah dan ikut berperang melawan penjajah Belanda. Oleh karena itu, beliau menerima penghargaan sebagai pejuang kemerdekaan RI dari Departemen Pertahanan dan Keamanan pada tahun 1981 dan Medali Perjuangan Angkatan 1945 dari Dewan Harian Nasional Angkatan 1945 pada tahun 1990.
Pendirian NU di Kabupaten Sragen
Berdirinya NU di Kabupaten Sragen secara resmi dimulai pada masa Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo. Pada Muktamar tersebut, PCNU Sragen hadir sebagai peserta peninjau yang belum mendapatkan hak pilih.
Setelah Muktamar Situbondo, NU Sragen mulai mengadakan konferensi cabang pertama kalinya. Sejak saat itu, NU Kabupaten Sragen memiliki struktur organisasi resmi pada periode 1985-1988, dengan KH Ismi Ibnu Utsman sebagai Rois Syuriyah dan H. M. Masyhur sebagai Ketua Tanfidziyah.
Nama Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Sragen dari Masa ke Masa
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun kepengurusan PCNU Kabupaten Sragen dapat dibagi periodisasinya berdasarkan masa rintisan, masa struktur resmi, hingga masa pertumbuhan.
Masa Rintisan
Masa Khidmah: 1955 – 1979
Rais Syuriyah: Kyai Ma'ruf
Ketua Tanfidziyah: KH Ismi Ibnu Utsman
Masa Khidmah: 1979 – 1984
Rais Syuriyah: KH Ismi Ibnu Utsman
Ketua Tanfidziyah: KH Syahal Syamsul Hadi
Masa Struktur Resmi
Masa Khidmah: 1984 – 1994
Rais Syuriyah: KH Ismi Ibnu Utsman
Ketua Tanfidziyah: KH Muhammad Masyhur, BA
Masa Khidmah: Pengganti paruh waktu (3 bulan)
Rais Syuriyah: -
Ketua Tanfidziyah: KH Janto
Masa Khidmah: 1994 – 1995
Rais Syuriyah: KH Ismi Ibnu Utsman
Ketua Tanfidziyah: KH Zubair Al Macca
Masa Khidmah: 1995 – 2000
Rais Syuriyah: KH Minannul Azis Syatori
Ketua Tanfidziyah: KH Zubair Al Macca
Masa Pertumbuhan NU Sragen
Masa Khidmah: 2000 – 2003 (Hasil Konferensi di Pondok Wali Songo Sungkul)
Rais Syuriyah: KH Minannul Azis Syatori
Ketua Tanfidziyah: KH Wahono
Masa Khidmah: 2003 – 2004
Rais Syuriyah: -
Ketua Tanfidziyah: KH Syamsuri
Masa Khidmah: 2004 – 2006
Rais Syuriyah: KH Ma'sum Abi Darda'
Ketua Tanfidziyah: KH M Fahdlan Sunardi
Masa Khidmah: 2006 – 2016
Rais Syuriyah: KH Ma'sum Abi Darda'
Ketua Tanfidziyah: KH. Dr. Agus Budiharjo
Masa Khidmah: 2016 – 2021
Rais Syuriyah: KH Riyadh Mushoffa, S.Ag
Ketua Tanfidziyah: KH Ma'ruf Islamuddin
Masa Khidmah: 2021 – 2025
Rais Syuriyah: KH Riyadh Mushoffa, S.Ag
Ketua Tanfidziyah: KH Sriyanto, S.Pd.I., M.Pd.I
Keaktifan LAZISNU dan Gerakan Koin NU Kabupaten Sragen
LAZISNU Sragen didirikan ketika kepengurusan PCNU Sragen diarahkan untuk membentuk LAZISNU. Ketua LAZISNU Sragen 2018-2021 adalah H Suranto.
Pada masa kepemimpinannya, LAZISNU Sragen mulai terlihat keberadaannya dengan munculnya program-program seperti Kotak Infak (Koin) NU, yang bertujuan untuk kemandirian umat dan organisasi.
Dalam catatan NU Online, Gerakan Koin NU Sragen adalah sebuah inisiatif yang diprakarsai oleh Kiai Ma’ruf Islamuddin, yang kala itu Ketua MWCNU Karangmalang. Gerakan dimulai pada tahun 2015 di Kecamatan Karangmalang. Tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk memperbaiki sistem dan manajemen di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dengan melibatkan masyarakat dalam pengumpulan infak rutin. Kiai Ma’ruf, yang menyadari adanya kelemahan dalam manajemen NU, menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk melakukan perbaikan dan menciptakan sistem yang lebih efektif.
Gerakan ini berfokus pada pengumpulan infak dari masyarakat melalui kotak infak yang dapat diisi oleh setiap keluarga. Setiap kotak infak memungkinkan masyarakat untuk menyumbangkan uang sesuai kemampuan mereka, mulai dari 100 rupiah hingga lebih, tergantung niat dan kemampuan individu. Sistem ini mempermudah siapa saja untuk berpartisipasi, bahkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Infak yang terkumpul bisa digunakan untuk berbagai tujuan, seperti kesehatan, keberkahan, atau bahkan sebagai bagian dari niat pribadi tertentu, seperti lulus ujian atau naik haji.
Pada tahun pertama pelaksanaan, Gerakan Koin NU berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp2 miliar rupiah. Pada tahun 2016-2017 pada setiap pengumpulan infak per 35 hari di tingkat Kabupaten Sragen mencapai sekitar 300-400 juta rupiah, dengan 40.000 kotak infak yang tersebar di 20 MWCNU di Sragen. Setiap kotak infak diharapkan bisa mengumpulkan sekitar Rp10.000, yang mencerminkan partisipasi luas masyarakat.
Gerakan ini juga menunjukkan keunikan dalam pelaksanaannya. Tidak ada pengumuman publik mengenai siapa yang mengumpulkan paling banyak atau sedikit infak, untuk mencegah rasa malu atau kesombongan. Selain itu, infak yang terkumpul dicatat secara transparan, dan laporan keuangan dilakukan dengan baik untuk memastikan akuntabilitas.
Melalui program ini, pengelolaan dana infak semakin terorganisir dan dipertanggungjawabkan. Dana infak yang terkumpul digunakan untuk berbagai program, termasuk pembangunan gedung MWCNU di tingkat kecamatan dan kegiatan sosial lainnya, seperti santunan untuk anak yatim piatu. Di sisi ekonomi, gerakan ini juga membantu pembelian minibus untuk usaha angkutan travel NU Trans, yang merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan perekonomian berbasis NU.
Gerakan Koin NU Sragen tidak hanya melibatkan LAZISNU, tetapi juga lembaga-lembaga lain di bawah PCNU, seperti LP Maarif dan RMI. Dengan begitu, gerakan ini memperkuat sinergi antara ulama dan umara, serta memperluas manfaat yang dapat dirasakan oleh umat. Selain itu, transparansi dalam pengelolaan dana menjadi salah satu kunci utama kesuksesan gerakan ini, di mana semua pihak dapat melihat hasil dan pemanfaatan infak yang terkumpul dengan jelas.
Kiai Ma’ruf Islamuddin percaya bahwa dengan sistem yang baik dan niat yang tulus, Gerakan Koin NU Sragen dapat menjadi model kemandirian ekonomi bagi umat, sekaligus memperkuat keberlanjutan program-program NU di tingkat lokal. Dengan adanya gerakan ini, diharapkan masyarakat NU dapat semakin mandiri dan berdaya, menuju Nusantara Mandiri yang lebih baik.
Program ini diluncurkan berdasarkan keyakinan bahwa organisasi NU yang besar berpotensi besar untuk menghasilkan kemandirian melalui dana dari donasi masyarakat. Selain itu, ada program bantuan ekonomi berupa gerobak angkringan beserta perlengkapannya yang sudah tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen, yang merupakan program unggulan LAZISNU Sragen.
Lebih istimewa lagi, bahwa Gerakan Koin NU yang dalam perkembangannya semakin menyebar di seluruh Indonesia, dimulai dari Sragen. Ini ditandai dengan peluncuran secara resmi oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj kala itu pada bulan April tahun 2017.
Kepemimpinan Lulus Sriono (2021-2025)
Setelah masa kepemimpinan H Suranto, LAZISNU Sragen dipimpin oleh Lulus Sriono untuk masa khidmah 2021–2025. Di masa ini, beberapa program baru muncul, di antaranya Kantong NU yang bertujuan untuk menggalang dana dari donator dan simpatisan NU.
Dana tersebut akan disalurkan melalui lima pilar program NU Care-LAZINSU Sragen, yang ditambah dengan satu program baru, yaitu Penguatan Lembaga (NU Care Tangguh). Program ini bertujuan untuk membangun solidaritas, komunikasi, dan sinergitas antar lembaga agar dapat berjalan seiring dalam berkhidmah di Nahdlatul Ulama.
Gerakan LAZISNU Sragen
Gerakan LAZISNU Sragen mengacu pada pilar program NU Care-LAZISNU di tingkat pusat. Berikut program-program utama yang dijalankan LAZISNU Kabupaten Sragen.
Bidang Ekonomi
Gerakan yang dilakukan NU Care-LAZISNU Sragen di bidang ekonomi antara lain pemberian gerobak angkringan dan bantuan modal usaha. Program ini bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi bagi warga Nahdliyyin yang kurang mampu.
Bantuan ini sudah tersebar di 20 kecamatan di Kabupaten Sragen dan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang diberikan oleh LAZISNU Sragen. Selain itu, Lazisnu juga memberikan santunan kepada fakir miskin, dhuafa, dan anak yatim piatu setiap bulannya.
Bidang Pendidikan
Gerakan LAZISNU Kabupaten Sragen di bidang pendidikan meliputi bantuan beasiswa untuk siswa kurang mampu, insentif untuk ustadz/ustadzah, serta bantuan alat sekolah. Program-program ini telah memberikan manfaat besar, khususnya dalam dunia pendidikan di Kabupaten Sragen.
Bidang Kesehatan
NU Care-LAZISNU Sragen juga bergerak di bidang kesehatan dengan memberikan bantuan pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu, serta layanan ambulan gratis yang tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Sragen.
Selain itu, NU Care-LAZISNU Sragen juga memberikan pemeriksaan mata gratis dan pemberian kacamata gratis untuk siswa atau santri yang mengalami masalah penglihatan.
Selain bekerja sama dengan sejumlah pihak, program-program tersebut utamanya berjalan dengan dibiayai atau memanfaatkan Koin NU yang terkumpul dari masyarakat. Menyesuaikan era modern dan teknologi digital, LAZISNU Sragen menjadi salah satu dari 7 LAZISNU PCNU percontohan Koin NU Digital. Peluncurannya secara resmi dilakukan di Masjid Kauman Sragen, Jawa Tengah pada Selasa (25/2/2025) bersamaan dengan agenda Istighotsah Peringatan Harlah Ke-102 NU dan Tasyakur Pembelian Tanah Komplek NU Center dan Masjid Kauman Sragen.
Hadirnya Koin NU Digital Sragen memaksimalkan kedermawanan Nahdliyin di era modern, tanpa meninggalkan sejarah Sragen sebagai pelopor Gerakan Koin NU di Nusantara.
Kontributor: Muh Nur Mubtadi'in