Madrasah Darus-Sunnah (MDS), berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, merupakan lembaga pendidikan pesantren enam tahun, setingkat SMP-SMA. Di bawah naungan Yayasan Wakaf Darus-Sunnah, madrasah ini didirikan oleh seorang ahli hadis, almarhum Prof KH Ali Mustafa Yaqub pada tahun 2014. Pesantren ini sudah dikenal sebagai pelopor dalam pengkajian ilmu hadis di Indonesia.
Madrasah Darus-Sunnah didesain dengan mengintegrasikan pengetahuan agama dengan pengetahuan umum, baik sains, teknologi, maupun sosial. Artinya, para santri tetap mengaji kitab kuning, tetapi tidak menafikan pengetahuan umum lainnya. Bahkan pembelajaran mengenai pengetahuan umum itu dikaitkan dengan pengetahuan keagamaannya. Hal ini tergambar dalam kurikulum yang diterapkan dalam madrasah ini, yaitu Kurikulum Holistik Satuan Pendidikan Pesantren Darus-Sunnah dengan rincian sebagai berikut.
Pertama, mata pelajaran agama berbasis ilmu Al-Qur’an dan tafsir. Tiga tahun pertama adalah masa penanaman karakter dan keterampilan di bidang ilmu Al-Qur’an dan tafsir. Santri pada tiga tahun pertama dididik untuk terampil berinteraksi dengan Al-Qur’an serta mencitainya agar dapat berinteraksi dengannya setiap hari. Kompetensi dasar kelompok ini adalah Membaca dan menghafal ayat-yat Al-Qur’an dengan baik, benar, dan lancar.
Kedua, mata pelajaran agama berbasis hadis dan kitab kuning, yaitu mata pelajaran yang memberikan pembinaan dan pengembangan kompetensi keilmuan dan keagamaan santri berbasis hadis dan kitab kuning. Kompetensi dasar kelompok ini adalah terampil dalam membaca teks hadis dan teks Arab dengan baik, benar dan lancar untuk tingkat tiga tahun pertama. Sementara pada tingkat tiga tahun terakhir adalah terampil dalam memahami, mengeksplorasi, dan mengembangkan materi dalam hadis dan kitab kuning.
Ketiga, mata pelajaran agama berbasis sains dan teknologi, yaitu mata pelajaran yang memberikan pembinaan dan pengembangan kompetensi keilmuan agama berbasis sains dan teknologi. Pada praktiknya, santri diajarkan pelajaran-pelajaran sains dan tema-tema yang relevan dalam mata pelajaran IPA, IPS, matematika, psikologi agama, dan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, pelajaran yang diajarkan bukanlah sains murni, melainkan sains yang bernuansa ajaran agama. Melalui pelajaran ini, santri diharapkan mampu menyikapi, memahami, dan mengembangkan kemajuan sains dan teknologi dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama.
Keempat, mata pelajaran agama berbasis bahasa, sosial, seni dan budaya, yaitu mata pelajaran agama yang memberikan pembinaan dan pengembangan kompetensi keilmuan dan keagamaan santri berbasis seni dan budaya. Melalui pelajaran ini, santri diharapkan mampu mengenali, memahami, dan mengembangkan berbagai kekayaan seni, budaya dan tradisi di masyarakat sesuai dengan ajaran agama, melalui ilmu Bahasa, Ilmu Budaya, dan Ilmu Seni.
Pada tingkat lanjut, mata pelajaran kelompok ini juga memberikan pembinaan dan pengembangan kompetensi keahlian di bidang keilmuan dan keagamaan santri berbasis ilmu-ilmu sosial terapan. Tujuannya adalah agar santri memahami dengan baik pola hidup dan masyarakat dan dapat bermasyarakat dengan baik sesuai dengan tradisi yang berlaku dan juga sesuai dengan tuntunan agama. Melalui pembinaan ilmu sosial keagamaan terapan ini, santri diharapkan mampu mendakwahkan ajaran agama kepada berbagai ragam jenis dan pola hidup masyarakat dengan baik dan benar.
Kelima, mata pelajaran agama berbasis keterampilan, keahlian, pengembangan kepribadian, dan kewargaan. Keenam, kepenulisan karya ilmiah, yaitu memberikan pendidikan menulis karya ilmiah yang menjadi salah satu syarat kelulusan santri. Program ini dinamai dengan TAKTIS (Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah Santri). Dari program ini, telah lahir banyak sekali karya santri yang diterbitkan oleh penerbit kredibel.
Penerapan kurikulum di atas merupakan ikhtiar pesantren dalam menghasilkan lulusan yang berpengetahuan luas dan siap menghadapi tantangan zaman.
Tidak hanya itu, para santri Madrasah Darus-Sunnah juga memberikan pembinaan intensif di bidang bahasa Arab dan Inggris guna membekali santri dengan kemampuan bahasa yang mumpuni. Hal ini penting untuk studi lanjut dan dakwah.
Para santri juga disediakan beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan permintaan dan peminatan santri. Selain pendidikan formal, santri terlibat dalam berbagai kegiatan seperti tahfidz, tahsin, dakwah, dan keterampilan wirausaha, yang mendukung pengembangan diri secara menyeluruh.
Kurikulum dan metode belajar yang didesain oleh Kiai Ali Mustafa Yaqub ini diinspirasi dari pemikirannya yang banyak dipengaruhi oleh metode KH Idris Kamali, menantu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Metode ini diperolehnya saat nyantri di Pesantren Tebuireng Jombang sejak tamat SD.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, Madrasah Darus-Sunnah menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin mendalami ilmu agama, khususnya hadis, dalam lingkungan yang kondusif dan terstruktur.
Penerapan kurikulum itu sesuai dengan visi Madrasah Darus-Sunnah adalah menjadi lembaga unggul dalam pengaderan ulama sejak usia dini. Untuk mencapai visi tersebut, madrasah ini memiliki misi antara lain.
- Menyelenggarakan pendidikan agama yang holistik selama enam tahun berbasis kitab kuning, sains dan teknologi, serta seni dan budaya.
- Melakukan pembinaan keagamaan intensif selama 24 jam dengan kurikulum integratif.
- Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan keguruan dan dakwah untuk membangun kompetensi para kader ulama yang menguasai kitab kuning, berakhlak mulia, dan berkomitmen tinggi dalam bidang kependidikan dan dakwah.
- Menyelenggarakan pendidikan kemandirian, pemecahan masalah, dan keterampilan guna membangun kompetensi siswa di bidang wirausaha.
Saat ini, Madrasah Darus-Sunnah di bawah asuhan KH Zia Ul Haramein dan Nyai Hj Ulfah Uswatun Hasanah. Semula, madrasah ini hanya menerima 40-an santri putra saja pada setiap angkatannya. Namun, kini madrasah sudah membuka untuk kelas santri putri. Bahkan, sebagian besar santri putri ini adalah para kader dai dari daerah Poso, Sulawesi Tengah.
Madrasah yang berlokasi tepat di belakang Fakultas Kedokteran UIN Jakarta ini memiliki fokus pada pembekalan untuk menyiapkan kader-kader ulama hadis. Sebagai pesantren yang khusus mengkaji ilmu hadis, Darus-Sunnah menawarkan kurikulum yang mendalam dalam bidang ini, menjadikannya pilihan tepat bagi yang ingin mendalami studi hadis. Hal ini tidak menafikan perangkat pengetahuan agama lainnya, seperti nahwu, sharaf, fiqih, dan lainnya.
Saat ini jaringan alumni sudah mulai tersebar luas hingga ke luar negeri. Lulusan Madrasah Darus-Sunnah telah banyak yang melanjutkan di berbagai perguruan tinggi ternama, baik di dalam negeri, maupun di luar Negeri. Di luar negeri, lulusan MDS sudah ada diterima di Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Al-Ahqaf Yaman, Universitas Kaftaro Damaskus, Universitas Muhammad Khamis Maroko, dan ada juga yang melanjutkan studi di Jerman. Sementara di dalam negeri, kampus-kampus besar seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Bandung, UPI Bandung, Universitas Brawijaya Malang, UIN Malang, dan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta adalah yang paling banyak menjadi pilihan alumni MDS. Mereka semua tergabung dalam organisasi alumni bernama KHIDMAH (Khirrij Madaris Darus-Sunnah).