Kibar bendera serta pendirian Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Kota Depok Jawa Barat tercatat sejak tahun 1989. Saat itu, H Djundan Suwarman didapuk sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU pertama di kota tersebut.
Abdul Mun'im Hasan dalam tulisannya Jejak Awal Terbentuknya PCNU Kota Depok menyebutkan pembentukan PCNU Kota Depok tak bisa dilepaskan dari kiprah KH Achmad Sjaichu. Sebab, alumnus Pondok Pesantren Al-Hidayah Salafiyah Lasem, Rembang Jawa Tengah itu menguasai jalur organisasi dan birokrasi. Buktinya, ia disebut pernah menjabat sebagai pengurus NU dari tingkat lokal hingga nasional.
Di dalam struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sendiri, ia tercantum menjadi Ketua hingga tahun 1978. Dedikasi untuk menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyyah ia tuangkan kepada pembentukan instansi pendidikan Islam yang bernama Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Pancoran Mas, Kota Depok.
"Peran Kiai Achmad Sjaichu tidak hanya mendirikan Pesantren Al-Hamidiyah semata. Dengan pesantren ini lahir kader-kader Nahdlatul Ulama hingga kini, dan PCNU Kota Depok adalah hasil perjuangannya, beliaulah sebagai tokoh PBNU pertama di Kota Depok,” kata pendidik di Pesantren Al-Hamidiyah KH Ahmad Mahfudz Anwar dalam tulisan Abdul Mun'im Hasan tersebut.
Pada masa khidmah 1998-2003 PCNU Kota Depok dipimpin oleh KH Ahmad Mahfudz Anwar. Tidak banyak sumber yang berbicara mengenai perjalanan PCNU pada periode ini. Meski demikian, Kiai Anwar berkomitmen untuk melanjutkan kiprah teman seperjuangannya mengabdi di NU. Hal ini ditengarai, hingga akhir hayatnya jebolan Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang itu masih menjabat sebagai Mustasyar PCNU Kota Depok.
Selanjutnya, satu dekade setelah itu, KH Zainuddin Maksum Ali dan Raden Salamun terpilih menjadi Rais Syuriyah serta Ketua Tanfidziyah dalam Konferensi Cabang VI PCNU Depok. Pada periode 2013-2018 itu, ketua terpilih melakukan penguatan pengurus di tingkat kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Depok.
Pada periode berikutnya, yakni 2019-2024, kepemimpinan PCNU Kota Depok beralih kepada KH Achmad Solechan dan KH Syihabuddin Ahmad sebagai Rais Syuriyah. Keduanya terpilih dalam Konfercab Ketujuh yang digelar di Pesantren Ar-Ridho, Cilodong, Depok pada 2019.
Dalam Konfercab VIII, Kiai yang juga mantan Ketua Umum PMII UI 2000-2001 itu terpilih kembali untuk masa khidmah 2024-2029. Alech, begitu ia kerap disapa, memimpin kembali PCNU Kota Depok bersama Rais Syuriyah yang juga Ketua Pertimbangan MUI Kota Depok KH Ahmad Damanhuri. Pengesahan Pengurus periode ini didasarkan pada Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor: 379/PB.01/A.II.01.45/9907/2024 tentang Pengesahan PCNU Kota Depok Masa Khidmah: 2024-2029.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Alech berhasil menyelenggarakan sebanyak 11 kali kaderisasi dan Apel 1 Abad NU dengan 11 kader NU Kota Depok. Menurutnya, ini penting sebab, kerja-kerja sosial terlebih dahulu membutuhkan kesamaan ideologi. Kemudian secara keagamaan, pihaknya juga telah melangsungkan forum diskusi keagamaan sebanyak 54 kali melalui platform kajian lailatul ijtima'.
Selain itu, ia juga menegaskan betapa pentingnya pembangunan tata kelola administrasi organisasi dan pembenahan infrastruktur secara berkelanjutan (sustainability). Pembenahan secara terus menerus itu, lanjut Kasubdit Mahasiswa UI tersebut, merupakan makna filosofis dari sebuah kepemimpinan.
Sementara pada periode kedua kepemimpinannya ini atau 2024-2029, Alech bersama pengurus serta lembaga-lembaga yang ada di tubuh PCNU Kota Depok, akan berfokus pada progam-program yang langsung menyentuh masyarakat. Ini dibuktikan dengan saat pelantikan PCNU bersama LAZISNU Kota Depok meluncurkan 100 beasiswa pendidikan.
Tiap bulan Ramadhan, PCNU Kota Depok menggelar giat Gebyar Ramadhan secara berkeliling di 11 titik kecamatan. Ramadhan 2025 ini, PCNU Kota Depok bersama badan dan lembaga NU se-Kota Depok mengadakan rangkaian agenda Gebyar Ramadhan seperti Bersih-bersih Masjid (BBM), Lomba Seni Anak, penyaluran Beasiswa Yatim dan Dhuafa dan lain sebagainya.
"Ini terus akan kita coba tingkatkan layanan khidmah kita bersamaan dengan momentum keberkahan di bulan Ramadan," kata Kiai Alech.
LAZISNU Kota Depok
Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kota Depok merupakan satu dari tujuh lembaga serupa di tingkat cabang yang menjadi percontohan program Kotak Infak (Koin) Digital. Sama dengan LAZISNU di PCNU lainnya, secara manajemen menggunakan nama NU Care-LAZISNU. Lembaga filantropi NU Depok tersebut dijadikan percontohan sebab penekanan dan komitmennya menjaga profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi dalam laju geraknya mengelola dana umat.
Ketua LAZISNU Kota Depok masa khidmah 2024-2029 adalah Muhtar Said yang merupakan aktivis muda NU dan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia). Muhtar Said mengatakan, kepengurusan sekarang sangat menekankan komitmen profesionalitas dalam pengelolaan dana umat. Dalam praktiknya, Said bersama Sekretarisnya, mengajak masyarakat Nahdliyin terutama kiai-kiai NU untuk berinfak dan sedekah melalui NU Care-LAZISNU Kota Depok dengan ia mendaftarkan auto debet dan berinfak secara rutin setiap bulannya.
"Jadi waktu rapat, saya ngobrol sama kawan-kawan pengurus, tugas kita adalah mengambil sebagian harta muzakki maka kalau kita enggak memberi contoh itu enggak bagus," ujarnya saat wawancara dengan NU Online di Kopi Kobong, Limo, Kota Depok, Senin (17/3/2025) malam.
Langkah tersebut menjadi salah satu faktor NU Care-LAZISNU Kota Depok mendapatkan kepercayaan dari sejumlah tokoh NU maupun tokoh dan kalangan lainnya di kota itu seperti Bendahara Umum PCNU Depok H Musyaffa Saiful Ali, Muslimat NU Sawangan, Ketua Gerindra Depok Pradi Supriatna, Kantor Hukum Hicon dan terbaru PT Lestari Bina Usada. Pihak-pihak tersebut memercayakan NU Care-LAZISNU Kota Depok untuk mengelola zakat maal atau dana sosial dan dana CSR-nya.
Upaya Pensejahteraan Melalui Kerja Bersama Akar Rumput
Pada tahun pertama kepemimpinan Muhtar Said, NU Care-LAZISNU Kota Depok memiliki sejumlah program kerja. Antara lain pelatihan amil zakat melalui Madrasah Amil, pembentukan JPZISNU dan UPZISNU, penyaluran bantuan bagi guru ngaji, beasiswa anak yatim dan bantuan modal usaha. Madrasah Amil sendiri bertujuan membentuk amil yang profesional. Madrasah Amil khususnya ditujukan bagi pengurus dan pengelola UPZISNU dan JPZISNU yang baru dibentuk yang bernaung di bawah NU Care-LAZISNU Kota Depok.
Pelatihan Amil Zakat memang menjadi program prioritas (protas) NU Care-LAZISNU Kota Depok. Pelatihan Amil Zakat yang diadakan dari awal pelantikannya hingga 19 Maret 2025, NU Care-LAZISNU Kota Depok sudah menaungi tiga Jaringan Pengelola Zakat, Infak dan Sedekah (JPZIS), yakni JPZIS Al-Madani, JPZIS Nurul Iman Curug dan JPZIS Masjid Al-Hikmah Cimanggis. Kemudian juga terbentuk satu Unit Pengelola Zakat, Infak dan Sedekah (UPZIS) NU yakni UPZIS Sukatani, Tapos.
Menurut Said, jumlah tersebut masih akan terus ditingkatkan. Protas pelatihan Amil Zakat nantinya akan diproyeksikan membentuk JPZIS dan UPZIS se-Kota Depok. Hal ini untuk menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama berkomitmen terhadap penyejahteraan masyarakat akar rumput.
"Untuk program beasiswa yatim, bantuan guru ngaji, bantuan ini-itu, kita enggak usah khawatir dan terlalu mengandalkan pihak lainlah. Kita maksimalkan saja potensi pengurus-pengurus NU. Buktinya kemarin dalam waktu lima bulan saja kita sudah mengumpulkan rp200juta, belum ada JPZIS dan UPZIS lho," tegas Kaprodi Ilmu Hukum Unusia itu sembari menikmati kopi di genggamannya.
Di samping itu, NU Care-LAZISNU Kota Depok telah menjalankan program bantuan guru ngaji. Menurut Said, program ini didasarkan pada peran guru-guru ngaji di mushala atau masjid yang bersentuhan dengan kebudayaan masyarakat akar rumput. Secara bersamaan, protas ini pun sebagai angin segar bahwa status mustahik tidak lebih baik daripada muzakki.
"Jadi gini, di mana-mana yang namanya peradaban maju itu dimulai dari kebudayaan. Dulu kita punya sejarah Abbasiyah, Andalusia itu kan soal kebudayaan. Lalu, Depok ini dibangun tanpa landasan kebudayaan. Dan kebudayaan itu dari siapa? Ya, guru ngajinya," terang Said.
Dalam waktu kurang dari enam bulan, NU Care-LAZISNU Kota Depok telah merealisasikan program bantuan bagi guru ngaji sebanyak 11 paket di tiga kecamatan, yakni Sawangan, Sukmajaya dan Cipayung. Sementara selama bulan Ramadhan 2025 ini, NU Care-LAZISNU Kota Depok tengah menyalurkan sebanyak 120 bantuan guru ngaji.
Said menyampaikan, pihaknya akan terus mengajak kepada setiap pengurus MWCNU dan banom-banom NU untuk memasifkan program tersebut secara bersama-sama.
Hingga 19 Maret 2025, NU Care-LAZISNU Kota Depok juga telah merealisasikan 12 program sosial dan kemanusiaan termasuk bantuan enam keluarga yang terdampak angin puting beliung pada November tahun lalu. Saat ini masih berlangsung juga penggalangan dana untuk program Beasiswa Yatim dan Dhuafa, Membantu Guru Ngaji dan Penggerak Keagamaan, Bedah Rumah untuk Dhuafa, Pembayaran Hutang BPJS Keagamaan, Kesejahteraan Sosial serta Teleskop Rukyatul Hilal.
Tercatat, lembaga filantropi ini mendistribusikan dana yang didapatkan kepada 44 pihak penerima manfaat program dari 204 donatur. NU Care-LAZISNU Kota Depok juga menyalurkan bantuan penanganan dampak bencana alam banjir.
Dalam pengembangan Kotak Infak (Koin) NU, NU Care-LAZISNU juga turut berupaya mengenalkan kepada masyarakat. Pengenalan Koin NU juga sebagai komitmen serius dalam mengelola dana umat. Pada Januari 2025 misalnya, NU Care-LAZISNU Kota Depok menyebarkan 100 kotak Koin NU di berbagai titik.
"Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah Swt, LAZISNU Depok diberi kemudahan dalam bekerja melakukan konsolidasi dengan warga NU yang berprofesi sebagai pengusaha dan pegawai," kata Basrawi, Manajer Aset, Pengembangan SDM, dan Organisasi NU Care-LAZISNU Kota Depok, pada Rabu (29/01/2025) dikutip dari NU Online Jabar.
Penyebaran kotak amal ini tidak lepas dari kerja keras para amil yang bertugas menjemput donasi infak dan sedekah. Mereka aktif dalam mengembangkan jaringan dan menempatkan kotak amal di berbagai lokasi usaha serta tempat kerja anggota NU di Depok.
Kang Awik, sapaan akrab Kang Basrawi, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mempercayakan LAZISNU Depok dalam pengelolaan dana umat. “Kami berkomitmen untuk terus bekerja secara profesional, akuntabel, dan transparan dalam pengelolaan dana infak dan sedekah,” tegasnya.
Konsolidasi dengan pengusaha dan profesional, kata dia, memiliki banyak manfaat. Selain memperkuat silaturahim antara amil dan para pelaku usaha, kotak infak juga berfungsi sebagai media promosi NU Care-LAZISNU yang berkelanjutan selama masih terjaga keutuhannya.
Dalam empat bulan terakhir hingga Januari 2025, NU Care-LAZISNU Depok telah berhasil mengelola dana umat lebih dari Rp100 juta. Dana tersebut bersumber dari 250 muzaki dan donatur yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok. "Yang paling penting dari proses ini bukan hanya hasil infak yang dikumpulkan, tetapi juga penghargaan tertinggi bagi warga NU yang peduli dengan organisasi meski tidak terlibat dalam struktur kepengurusan. Mereka tetap kami libatkan dan sapa dalam kegiatan ini," tambah Kang Awik.
NU Care-LAZISNU Kota Depok terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai program, termasuk program Jumat Berkah. Sebagai informasi, NU Care-LAZISNU Kota Depok akan menggelar peluncuran Koin Digital NU di Sawangan pada Selasa, 25 Maret 2025.
NU Care-LAZISNU Kota Depok terus berupaya meningkatkan penggalangan serta pengelolaan dana ZIS terutama melalui platform Koin Digital NU, baik dari segi infrastruktur maupun pelayanan.
"Kita menjamin bahwa dana yang masuk ke NU Care-LAZISNU Kota Depok akan kita salurkan secara bertanggung jawab dan transparan. Makanya soal administrasi kita ketatkan betul itu," imbuh Muhtar Said.
NU Care-LAZISNU juga mensosialisasikan berbagai program dan kinerjanya melalui media sosial, NU Online Jabar, nucare.id dan situs web lazisnudepok.org.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, NU Care-LAZISNU Depok optimistis dapat terus meningkatkan penghimpunan dana ZIS guna mendukung berbagai program sosial dan kemanusiaan di Kota Depok.