Nasional BANJIR SUMATRA

Penyaluran Bantuan NU Peduli ke Desa Salareh Aia Agam Sumbar, Warga Butuh Air Bersih

NU Online  ·  Selasa, 9 Desember 2025 | 18:15 WIB

Penyaluran Bantuan NU Peduli ke Desa Salareh Aia Agam Sumbar, Warga Butuh Air Bersih

Bantuan kebutuhan pokok NU Peduli tiba di Desa Salareh Aiai, Palambayan, Agam, Sumbar, Sabtu (6/12/2025). (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Agam, NU Online

Salah satu titik penyaluran bantuan NU Peduli untuk warga terdampak tanah longsor dan banjir di Kabupaten Agam Sumatera Barat adalah di Nagari atau Desa Salareh Aia, Kecamatan Palambayan.


Penyaluran bantuan berupa kebutuhan pokok kepada warga dilangsungkan usai berkoordinasi dengan relawan dari unsur Banser yang aktif mendampingi warga pada Sabtu (6/12/2025).


Tim NU Peduli juga berkoordinasi dengan Sekretaris Nagari Salareh Aia, Abu Tasar. Ia menceritakan banjir besar melanda beberapa dusun pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB.


”Jam 5 sore itu kami baru pulang kerja. Jam 4 lewat sampai rumah. Setelah siap makan, saya langsung ngecas HP. Pas ngecas HP itulah kejadiannya datang,” ungkapnya.


Banjir terjadi dalam beberapa tahap yang perlahan-lahan menggerus dan merusak rumah-rumah warga. Tidak banyak warga yang dapat menyelamatkan diri karena saat itu warga kebanyakan sedang dalam kegiatan sore di rumah mereka.


“Banyak warga yang sudah istirahat sore. Belum siap mandi, mungkin duduk santai di rumah bareng-bareng. Jadi banyak yang kena,” lanjutnya.


Mengenai jumlah rumah rusak, ia menjelaskan ada sekitar 19 rumah di Koto Alam, Subarangaya, dan Kampung Kumbang.


“Penduduknya lebih kurang 50 orang," katanya.


Terkait korban hilang, ia menyebutkan bahwa di dusun tersebut sudah semuanya ditemukan.


Abu Tasar menceritakan pekerjaan warga setempat rata-rata sebagai petani sawah.


"Di pinggiran sungai yang kena banjir ini tanahnya memang subur. Orang di sana semua beraktivitas di sawah,” tuturnya.


Namun, kerusakan besar terjadi pada lahan pertanian yang tergerus banjir.


“Ada beberapa yang masih ada, tapi yang di pinggir sungai hampir semuanya hilang. Sekarang lumpur total,” ungkapnya.


Ia memperkirakan dampaknya akan berlangsung lama.


“Perkiraan kita, dua bulan ke depan masih susah," katanya.


Abu mengatakan bantuan sembako saat ini tercukupi karena datang dari berbagai pihak dan relawan. Namun kebutuhan air bersih masih sulit dan sangat diperlukan karena saluran dan sumber air banyak yang rusak.


“Tadi sudah saya bilang, kemungkinan yang paling sulit di sini itu air bersih," katanya.


Ia berharap ada pihak seperti pemerintah yang bisa membantu membangunkan sarana air bersih.


"Jadi bukan lagi mengandalkan sumber air biasa, tapi pakai sumur bor. Intinya air bersih lah,” kata Abu Tasar.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang