Rektor UNJ Sampaikan Pergunu Dapat Berperan Mengawal Merdeka Belajar
NU Online Ā· Rabu, 31 Maret 2021 | 17:45 WIB
"Ruh gagasan Merdeka Belajar bersumber dari nilai-nilai kearifan pendidikan Indonesia, salah satunya berakar dari sistem pendidikan pesantren yang mengilhami berbagai gagasan pemikiran pendidikan yang cerdas dan genuine," kata Rektor UNJ Prof Komarudin. (Foto: istimewa)
Ridwan
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rektor UniversitasĀ Negeri JakartaĀ (UNJ) Prof Komarudin mengatakan bahwa Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) sebagai organisasi guru terbesar kedua setelah PGRI, memiliki peranan yang sangat penting untuk mengawal kebijakan merdeka belajar dari kearifan pemikiran, budaya, dan nilai-nilai ke-Indonesia-an.
Ā
Hal itu disampaikannyaĀ dalam webinarĀ puncak peringatan Harlah ke-69 Pergunu, Rabu (31/3) malam.
Ā
Menurutnya, Merdeka Belajar yang diprogramkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sejalan dengan apa yang dicita-citakan oleh Bapak Pendidikan Bangsa, Kiai Hajar Dewantara.Ā
Ā
"Konsep Merdeka Belajar ini memberikan kemerdekaan setiap unit pendidikan berinovasi, menyesuaikan kondisi di mana proses belajar mengajar berjalan, baik sisi budaya, kearifan lokal, sosio-ekonomi maupun infrastruktur," kata Prof KomarudinĀ dalam peringatan bertemaĀ Pergunu Mencerdaskan Bangsa.
Ā
Pendidikan di abad 21 dan Merdeka Belajar, kata Prof Komarudin, menuntut desain pendidikan yang sejalan dengan dinamika era digital, dengan tetap menjaga kontekstualisasi ciri pendidikan ke-Indonesia-an agar tidak tergerus zaman dan kehilangan identitasnya.
Ā
Dijelaskan bahwa ruh gagasan Merdeka Belajar bersumber dari nilai-nilai kearifan pendidikan Indonesia, salah satunya berakar dari sistem pendidikan pesantren yang mengilhami berbagai gagasan pemikiran pendidikan yang cerdas dan genuine.
Ā
"Mendekonstruksi gagasan-gagasan pendidikan yang dilahirkan dari sistem pendidikan pesantren dan para ulama nusantara tersebut menjadi sebuah keniscayaan untuk penguatan kebijakan merdeka belajar, terlebih bagi Pergunu," paparnya.
Ā
Prof Komaruddin menyebut ulama Nusantara dan tokoh bangsa yang membawa gagasan genuine pendidikan Indonesia seperti Syekh Kholil Bangkalan Madura, dengan konsep pendidikan, Kebaharian dan Geopolitik.
Ā
Pendidikan kebaharian Syekh Kholil tercermin dari pertautan antara kontribusinya membangun masjid dan membuat sebuah kapal yang diberi nama Sarimuna.Ā Masjid sebagai simbol pusat pendidikan agama, harus disandingkan dengan sebuah kapal sebagai simbol sarana mencari biaya penghidupan secara mandiri.
Ā
"Wawasan geopolitik Nusantara Syekh Kholil menjadi jembatan jejaring intelektual ulama di tanah Jawa, Nusantara, dan dunia dengan mewariskan penanaman kepada santrinya untuk membangun pondok pesantren di pelosok Nusantara. Dari sinilah kemudian beliau memperoleh sebutan sebagai Bapak Pesantren Nusantara," tegasnya.
Ā
Sementara Ulama Nusantara dan tokoh bangsa yang membawa gagasan genuine pendidikan Indonesia lainnya, yakni Syekh Yusuf Al Makassari, Syekh Nawawi Al Bantani, Hadratusy Syekh Hasyim Asyāari.
Ā
"Gagasan genuine pendidikan yang dihadirkan para ulama nusantara tidak sebatas ilmu an sich, tetapi juga melingkupi, kemandirian ilmu, ekonomi, dan kedaulatan umat," terangnya.
Ā
Dia menyebut bahwa Pergunu memiliki kekuatan dan peluang dengan kebutuhan masyarakat pada sistem pendidikan yang moderat dan toleran. Pergunu memilik kekayaan khasanah pemikiran yang genuineĀ ulama nusantara sebagai referensi keilmuan.Ā
Ā
Puncak harlah ke-69Ā PergunuĀ juga dihadiri oleh Ketum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim. Sementara narasumber lainnya dalm sesi webinarĀ adalah Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Muhammad SalahuddinĀ dan Rektor IKHAC, Dr Mauhiburrohman.
Ā
Kontributor: Ridwan
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua