Puisi

Sajak-sajak Gatot Arifianto

Ahad, 27 Mei 2018 | 01:00 WIB

Sajak-sajak Gatot Arifianto

Ilustrasi: Arsip Galeri Nasional

Kucing di Depan Tuan

terhadap kebengisan
kami anjing menyalak maling
tak ada malang, tak ada naas

kami memilih beringas ketimbang welas, durjana ketimbang sarjana, sebab waras, telah kami kemas jadi bahan kursi, dan nalar, telah kami sayat demi bidadari

segala benar hanya bekas botol mineral, melulu dilempar dari jendela mobil atau kantung plastik diusir dari rumah

terhadap kedunguan bercokol di pikiran, terhadap dusta biasa ludahi hati, kami kucing di depan tuan

10/5/2018

Nuh

Tahu musibah akan menyambangi bumi semisal hoak melabrak medsos. Lelaki itu turun tangan, bersiul, membuat perahu dengan cekatan, dengan hardik cerdik pada angan: hentikan segala halusinasi tentang aman bisa dipetik dari ranting dan menyingkirkan asin.

Bahu dan gaman pemberani, siapa memasukkannya seinchi ke inti mata?

2/3/2018

Suluk Pertimbangan

tahun-tahun menjelma hantu: tanah gersang tanpa dendang. geming adalah gamang panjang. lalu kami putuskan membuat kisah dan lukisan sawah, ladang dan kuburan. wright bersaudara menggumamkan nabi-nabi dari awan ke awan. hujan. mereka berangkat ke masa depan dengan sederhana, tanpa sidang dan kerusuhan atas nama apa dan siapa. kami berjalan dan menyebut nyali kegilaan itu sebagai bidadari. kami tergoda. kalian? 

10/4/2018


Lagu Pejalan

salak hantu adalah pohon di sungai malam, begitu dada perahu melaju, 
melagukan tujuan segelas kopi tersaji dari hatimu


Penulis adalah Ketua GP Ansor Waykanan, Lampung

15/4/2018

Terkait

Puisi Lainnya

Lihat Semua