Warta

Hasyim: NU dan Muhammadiyah Tak Lagi Dilibatkan Berantas Terorisme

Rabu, 19 Agustus 2009 | 10:01 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah serta organisasi keagamaan lainnya tak lagi dilibatkan oleh pemerintah dalam memberantas terorisme dari sisi gerakan moral, kata Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH Hasyim Muzadi, saat Launching Muktamar ke-32 NU, di Jakarta, Rabu (19/8).

“Terorisme itu tidak hanya urusan pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan organisasi keagamaan. Kalau di sini (di bidang ideologi dan agama), sudah wilayahnya organisasi keagamaan. Tapi, sekarang NU dan juga Muhammadiyah sudah tidak dilibatkan lagi,” terang Hasyim.<>

Kondisi tersebut berbeda saat setelah tragedi Bom Bali pada 2005 silam. Ketika itu, pemerintah dan aparat penegak hukum mengajak ormas keagamaan untuk membantu mencegah berkembangnya paham terorisme di masyarakat.

“Polisi yang saat itu Kapolri-nya Pak Da’i Bachtiar, banyak berdiskusi secara intensif dengan kita (tokoh lintas agama) dalam memberantas terorisme, mencegah berkembangnya ideologi teror itu,” ujar Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, itu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, memberantas terorisme tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan pendekatan keamanan atau militer, melainkan juga harus secara moral dan ideologis. Sebab, menghadapi terorisme dengan pendekatan militer dapat melahirkan terorisme baru.

Misalnya, penyergapan teroris di Temanggung, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Menurutnya, cara yang dipakai aparat kepolisian saat itu tidak efektif. Pasalnya, tampak berlebihan. Hal seperti itulah yang dinilainya akan melahirkan terorisme baru.

Dalam Muktamar ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 25-31 Januari 2010 nanti, NU akan merumuskan gerakan anti-terorisme menurut tinjauan paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Pasalnya, kata dia, hanya dengan paham Islam moderat ala Aswaja itulah, dakwah anti-kekerasan dan anti-terorisme dapat efektif. (rif)