Warta

Mahasiswa ANU Kaji "Identitas" Muslim Tionghoa di Indonesia

Jumat, 20 April 2007 | 12:06 WIB

Canberra, NU Online
Mahasiswa doktoral Universitas Nasional Australia (ANU) asal Malaysia, Hew Wai Weng, menekuni penelitian tentang kompleksitas dan identitas masyarakat Muslim Tionghoa di Indonesia yang berubah.

Berbicara di depan para mahasiswa pasca sarjana dan dosen ANU yang menekuni studi tentang Indonesia dalam lokakarya di Canberra, Jumat,ia mengatakan, konsep "hibriditas" (sinkretisme dan kompleksitas silang budaya) mungkin dapat menjelaskan dan menganalisis kompleksitas identitas politik komunitas Muslim Tionghoa di Indonesia masa kini.

<>

Menurut Weng, berdasarkan hasil observasi sementaranya terhadap komunitas Muslim Tionghoa di kota-kota di Jawa  seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, serta Bali, yang dikunjunginya antara pertengahan Januari hingga pertengahan Februari lalu.

Konsep itu mungkin dapat menjelaskan tentang peranan perhimpunan Muslim Tionghoa Indonesia dalam membangun jembatan untuk mengkomunikasikan masyarakat Tionghoa dan pribumi Indonesia dalam konteks "asimilasi" dan "integrasi" sesuai dengan moto Bhinneka Tunggal Ika.

"Hasil observasi ini masih sementara saja. Pada September nanti saya akan kembali melakukan studi lapangan kembali di kota-kota di Jawa ditambah Medan (Sumatera) dan Kalimantan Barat," katanya kepada ANTARA yang menemuinya seusai lokakarya yang diikuti 18 orang mahasiswa, terutama kandidat doktor ANU itu.

Di Indonesia kini terdapat lebih dari lima juta orang Indonesia Tionghoa. Dari jumlah itu, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) memperkirakan antara 30 ribu dan 50 ribu orang di antaranya memeluk agama Islam. (ant/sir)