Jakarta, NU Online
Tidak kurang dari 500 ratus kepala keluarga dan anak-anak ikut meramaikan acara berbuka puasa bersama dan aksi sosial Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) dengan komunitas pemulung kampung tanah merah Koja, Jakarta Utara, kemarin (26/10).
Kegiatan ini merupakan rangkaian program kegiatan ramadhan PB PMII bertajuk “Ramadhan Bersama Rakyat”, selain beberapa hari sebelumnya juga melakukan hal yang sama di LP Perempuan dan Anak Pondok Bambu, Jakarta Timur.
<>Suasana kekeluargaan dan keakraban tampak pada acara tersebut, dengan menggunakan tenda sederhana semua ikut berbaur. Sebelum berbuka puasa, siraman rohani juga diberikan oleh seorang Ustadz setempat.
Pada kesempatan itu PB PMII memberikan bantuan paket sembako sebanyak 300 paket dan 350 nasi bungkus kepada komunitas pemulung itu. “Ini memang belum mencukupi dan merata untuk semua, tapi ini bagian awal kami membangun silaturahmi dengan warga pemulung.” ujar Muhammad Rodli Kaelani, Sekretaris Jenderal yang mewakili PB PMII.
Beliau juga mengungkapkan pada sambutannya, ditengah krisis dan kesulitan hidup sekalipun, sikap saling memperhatikan sesama dan tolong menolong tetap harus dipelihara. Apapun yang terjadi mereka yang kesulitan adalah saudara kita.
Selain itu juga disampaikan bahwa PB PMII membuka Posko Penolakan Kenaikan BBM, untuk merespon dampak-dampak yang muncul pasca kebijakan itu dikeluarkan pemerintah. Masyarakat dapat memberi laporan, data, sekaligus media untuk mempersolid gerakan sosialnya.
“PB PMII tetap akan memperkuat kekuatan gerakan mendesak parlemen untuk menginterpelasi presiden selain bersama beberapa elemen mendorong class action kepada pemerintah berkaitan dengan kebijakan kenaikan BBM.” kata Rodli, sapaan akrabnya ketika diwawancarai wartawan . “Hinga saat ini kader-kader PMII yang aktif di organ-organ gerakan masih melakukan aksi, dan nantinya PB juga tetap akan turun ke jalan, “ tambahnya.
Tampak hadir pula pada acara tersebut beberapa pengurus besar PMII dan KOPRI lainnya, seperti Masrudi, Hasanudn Wahid, Winarti, Andi Ceceng, dan Siti Yeubun.(rm/Die))
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar Ungkap Dua Pusaka Keramat yang Harus Dipegang Teguh Pengurus dan Warga NU
2
Gus Kikin Jelaskan Alasan KH Hasyim Asy'ari Menulis Kitab Tipis tentang Pernikahan
3
Kekerasan terhadap Pagar Nusa Sukoharjo: Tegakkan Keadilan dengan Jalur Hukum
4
Sedekah Maulid saat Utang Belum Terbayar: Bagaimana Hukumnya?
5
Wisuda 531 Mahasiswa, Rektor IIQ Ingatkan Pentingnya Miliki Kepekaan Sosial yang Tinggi
6
LFNU Jakarta Ungkap Fenomena Ekuinoks pada Ahad esok, Momen Tepat untuk Deteksi Arah Mata Angin
Terkini
Lihat Semua