Jakarta, NU Online
Dua tokoh NU yang saat ini paling potensial untuk menjadi ketua umum PBNU periode mendatang, KH Said Agil Siradj dan KH Masdar F Mas’udi saling memuji dalam forum Pelatihan Kader Dai yang digelar oleh Lembaga Dakwah Nahdltul Ulama (LDNU) di Jakarta, Kamis (27/8).
“Untuk (pengurus) tingkat PBNU, Pak Said saja,” kata Masdar ketika membicarakan peran para pengurus dari tingkat anak ranting sampai PBNU.<>
Menurutnya, peran paling penting kepengurusan justru berada di tingkat anak ranting karena mereka yang paling bersentuhan dengan masyarakat sehingga tingkat kepengurusan ini yang dianggapnya paling bergengsi. “Jangan sampai pemimpin di NU tidak memiliki akar,” tandasnya.
Sementara itu, Kang Said memuji Masdar terkait dengan kemampuannya dalam ilmu ushul fiqh. “Kalau urusan ilmu ushul fiqh, tanya saja sama Pak Masdar, beliau jagonya,” katanya saat membahas sejarah perkembangan ilmu pengatahuan dalam Islam.
Kang Said menyampaikan ceramahnya dengan gaya guyonannya yang membikin ger-geran hadirin sementara Kiai Masdar mampu bertutur dengan logika yang runtut dan orisinil.
Meskipun sampai saat ini belum ada deklarasi pencalonan diri dari Said Agil atau Masdar, perhatian nahdliyyin difokuskan pada dua orang ini. Belum lama ini, kedua tokoh juga dipertemukan dalam sebuah seminar di Jawa Timur yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga NU. (mkf)
Dua tokoh NU yang saat ini paling potensial untuk menjadi ketua umum PBNU periode mendatang, KH Said Agil Siradj dan KH Masdar F Mas’udi saling memuji dalam forum Pelatihan Kader Dai yang digelar oleh Lembaga Dakwah Nahdltul Ulama (LDNU) di Jakarta, Kamis (27/8).
“Untuk (pengurus) tingkat PBNU, Pak Said saja,” kata Masdar ketika membicarakan peran para pengurus dari tingkat anak ranting sampai PBNU.<>
Menurutnya, peran paling penting kepengurusan justru berada di tingkat anak ranting karena mereka yang paling bersentuhan dengan masyarakat sehingga tingkat kepengurusan ini yang dianggapnya paling bergengsi. “Jangan sampai pemimpin di NU tidak memiliki akar,” tandasnya.
Sementara itu, Kang Said memuji Masdar terkait dengan kemampuannya dalam ilmu ushul fiqh. “Kalau urusan ilmu ushul fiqh, tanya saja sama Pak Masdar, beliau jagonya,” katanya saat membahas sejarah perkembangan ilmu pengatahuan dalam Islam.
Kang Said menyampaikan ceramahnya dengan gaya guyonannya yang membikin ger-geran hadirin sementara Kiai Masdar mampu bertutur dengan logika yang runtut dan orisinil.
Meskipun sampai saat ini belum ada deklarasi pencalonan diri dari Said Agil atau Masdar, perhatian nahdliyyin difokuskan pada dua orang ini. Belum lama ini, kedua tokoh juga dipertemukan dalam sebuah seminar di Jawa Timur yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga NU. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
2
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
3
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
4
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
5
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
6
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
Terkini
Lihat Semua
