Subang, NU Online
Menjadi NU tidak hanya ikut tahlilan, marhabaan, ziarah, qunut dan lain sebagainya yang terangkum dalam konsep amaliah ahlusunnah wal jamaah an-nahdliyah. Lebih dari itu, untuk menjadi NU yang kaffah ada hal lain yang harus diikuti dan dipegang oleh warga NU, yaitu fikrah (pemikiran) dan harokah (gerakan).
Demikian disampaikan Ketua PCNU Kabupaten Subang KH Musyfiq Amrullah, saat memberikan sambutan pembukaan acara Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di Aula LIPI Subang, Jalan KS Tubun No. 5, Subang. Sabtu (25/8)
Dikatakan, dirinya sering menemukan orang yang mengaku sebagai warga NU tapi perilakunya jauh dari nilai-nilai yang diusung dan diperjuangkan oleh NU, di antaranya adalah nilai tawasuth atau berada di tengah antara paham radikalisme dan liberalisme.
"Sampai hari ini masih ada yang belum tuntas memahami NU, sebelum menyampaikan kepada masyarakat, para pengurusnya dulu yang harus memahami NU, untuk itu peserta yang diundang dalam kegiatan ini adalah 3 pengurus dari 30 MWCNU, PCNU, Banom dan Lembaga yang ada di struktur kepengurusan PCNU Subang," papar Pengasuh Pesantren Attawazun itu.
Ditambahkan, berdasarkan amanat Muktamar 33 NU di Jombang, para pengurus NU di semua tingkatan harus pernah mengikuti MKNU, untuk itu para peserta harus mengikuti sampai selesai dan menyimak semua materi yang disampaikan oleh tim instruktur dari PBNU dan PWNU Jawa Barat.
"Dari 26 PCNU yang ada di Jawa Barat, PCNU Subang ini merupakan PCNU kesebelas yang mengadakan kegiatan MKNU," tukasnya.
Turut hadir dalam kegiatan Pembukaan MKNU Plt Bupati Subang H Ating Rusnatim dan beberapa pejabat di lingkungan Pemda Kabupaten Subang. (Aiz Luthfi/Muiz)