Daerah

Ansor Jember Terancam KLB

Ahad, 4 Juni 2006 | 11:35 WIB

Jember, NU Online
Konflik intern Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jember terus berlanjut. Setelah ancaman mosi tidak percaya dari Hasan Basri Cs terhadap kabinet Abd Syukur—ketua terpilih—tidak membuahkan hasil, beberapa waktu lalu, Hasan Basri Cs kembali mengelar pertemuan di Aula Kantor PCNU Jember.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa pengurus dan penasehat DPC GP Ansor, serta 16 ketua atau seketaris Anak Cabang (Ancab) GP Ansor. Hasil pertemuan itu menyepakati untuk menunjuk KH Khaliq Khabir,--salah satu pengurus DPC GP Ansor yang juga ikut hadir dalam pertemuan itu—untuk melobi Abd Syukur agar mereposisi sekretarisnya, Iswinarso dan Komandan Banser, Ali Rahbini. Abd Syukur diberi waktu satu minggu untuk menjawab aspirasi mereka.

<>

“Ya, kita tunggu saja hasilnya. Jika Syukur tidak merespon, bukan tidak mungkin akan dilanjutkan dengan Konferensi Luar Biasa (KLB) utuk memilih pengurus baru”, ancam Hasan.

Selain 16 Ancab itu, menurut Hasan, masih ada beberapa Ancab yang sebenarnya bersedia hadir, namun karena ada sesuatu dan lain hal, maka yang ikut pertemuan hanya 16 Ancab. Ke-16 Ancab itu adalah Pakusari, Sumbersari, Panti, Ledokombo, Kaliwates, Mumbulsari, Patrang, Wuluhan, Balung, Ajung, Ambulu, Arjasa, Sukowono, Silo, Jelbuk dan Kaliwates. “Jumlah itu nanti bisa lebih separuh, dan saya kira sangat bisa kelak diadakan KLB“, tambah Ketua Ancab Sumbersari itu.

Informasi yang dihimpun Kontributor NU Online di Jember, Subakri, menyebutkan, konflik itu bermula dari keputusan Abd Syukur untuk menempatkan Iswinarso di posisi sekretaris. Padahal, beberapa pengurus, termasuk Hasan Basri, tidak setuju dengan kehadiran Iswinarso. Alasannya, karena ia tidak disetujui oleh kalangan kiai, termasuk KH Muchit Muzadi. Untuk menunjukkan ketidaksetujuannya itu, sampai-sampai Hasan mengundurkan diri dari kabinet Abd Syukur. “Tidak hanya itu, Iswinarso itu kan orang baru (aktif) di Ansor. Hanya karena dekat dengan tokoh partai saja, dia dipakai“, ujarnya.

Sementara itu, Abd Syukur yang dihubungi via ponselnya menandaskan bahwa di tubuh GP Ansor tidak ada apa-apa. Menurutnya, kalau ada orang yang tidak sreg dengan pengurusnya, itu wajar-wajar saja. “Dan jika ada yang tidak disetujui, sebaiknya dimusyawarahkan. Itu lebih baik. Tapi kalau ada langkah lain, juga tidak apa-apa“, ujarnya enteng. (sbk)


Terkait