Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, H Taufik Qurrohim saat Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU (PD-PKPNU) angkatan Ke-8 di Pardasuka, Jumat (14/10/2022). (Foto: NU Online/M Faizin)
Pringsewu, NU Online
Berkhidmah di Nahdlatul Ulama (NU) merupakan wujud nyata membayar utang jasa-jasa yang telah diberikan NU. Pasalnya, NU telah memberikan andil besar sehingga saat ini umat Islam di Indonesia tetap bisa menjalankan amaliah dan ibadah ala Ahlussunah wal jamaah.
NU juga memiliki andil besar dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia melalui perjuangan dan doa para ulama. Fakta nyata ini harus benar-benar disadari oleh bangsa Indonesia khususnya warga NU, sehingga berkhidmah menjadi wujud rasa syukur atas karunia ini.
"Jadi berkhidmah di NU bukanlah untuk membesarkan NU karena NU sudah besar. Jangan merasa ingin memperbaiki NU karena NU sudah baik," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, H Taufik Qurrohim di hadapan peserta Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU (PD-PKPNU) angkatan Ke-8 di Pardasuka, Jumat (14/10/2022).
Baca Juga
Kaderisasi NU di Masa Lalu
Warga NU yang berkhidmah menjadi pengurus NU harus menyadari bahwa aktif di NU adalah dalam rangka memperbaiki diri. Bukan hanya diri sendiri namun juga memperbaiki keluarga dan lingkungan sekitar. Berkiprah di NU adalah untuk memberikan pelayanan kepada orang lain.
Oleh karena itu dalam berkhidmah di NU setiap individu harus terus belajar mengenal NU, Aswaja, dan terus mempertahankan cinta pada bumi pertiwi Indonesia. Ini, tegas H Taufik, menjadi merupakan modal penting dalam berkhidmah.
"Maka dalam berkhidmah ini, semua pengurus dan kader-kader NU harus satu frekwensi dalam gerak dan langkah. Jangan jalan sendiri-sendiri yang akhirnya nanti tidak kompak dan tidak mencapai hasil maksimal," imbaunya.
Baca Juga
Jadi Pengurus NU Harus Ikut PKPNU
Sementara Instruktur PD PKPNU Agus Setiawan yang membuka acara tersebut mengingatkan fungsi Nahdlatul Ulama sebagai Jamiyyah Diniyah Islamiyyah wa Ijtimaiyyah. Yakni perkumpulan yang berperan dalam menjaga agama dan tata kehidupan masyarakat.
Ini telah dibuktikan oleh NU dalam sejarah sehingga harus terus dipertahankan. Manisnya Islam di Indonesia yang saat ini dirasakan merupakan buah dari perjuangan ulama dan pejuang.
"Wajib berbondong-bondong berkhidmat di NU dalam memberikan pelayanan pada umat," tegasnya dalam PD-PKPNU yang diikuti oleh 120 peserta ini.
Kegiatan PD-PKPNU ini merupakan kegiatan perdana yang merupakan lanjutan dari PKPNU. Kegiatan kaderisasi setelah PD-PKPNU adalah PMKNU (Pendidikan menengah Kader Nahdlatul Ulama). Adapun jenjang kaderiasi paling tinggi terdapat Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama atau (AKN-NU).
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan