Jepara, NU Online
Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi menyebutkan, cinta kepada Nabi Muhammad SAW, bukan sekadar omong belaka, namun harus disertai bukti nyata. Bukti nyata ini bisa dilakukan dengan mengikutinya tindak laku Kanjeng Nabi.
<>
Uraian itu disampaikannya saat bertaushiyah pada peringatan Maulid Nabi dan Harlah ke-131 Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, desa Gemiring Lor, kecamatan Nalumsari, kabupaten Jepara, Kamis (1/1) pagi.
Misal bukti nyata, kiai kharismatik asal Kudus ini menyebut seorang Badui suatu ketika menyampaikan pertanyaan saat kanjeng Nabi khutbah. Badui ini bertanya kepada Nabi perihal datangnya kiamat.
“Kapan datangnya kiamat, Nabi?” pertanyaan itu dilontarkan 3 kali.
Lalu, Nabi Muhammad balik bertanya terkait persiapannya menghadapi kiamat. Badui mengaku tidak punya persiapan apa-apa kecuali cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dari jawaban itu, Nabi mengungkapkan, kelak ia bersama dengan orang yang dicintainya.
Ia menambahkan berbuat positif apapun bentuknya hendaknya dilakukan dengan niat mahabbah (cinta) Nabi. Akan berangkat mencari maisah (pangupajiwa), imbuhnya, harus diawali dengan bismillahi tawakkaltu alallah la haula wala quwwata illa billahil aliyil adhim.
“Bersedekah, menyantuni anak yatim dan membaca Alqur’an juga harus
diniati mahabbah kepada Nabi,” terangnya.
Kegiatan yang dihadiri ribuan jamaah ini bersamaan dengan pembagian raport santri Balekambang. Kegiatan dimeriahkan penampilan Balasyik Jalsah dari Jember, Jawa Timur. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)