Daerah

Dinilai Tak Akomodatif, Ketua Ansor Diultimatum

Sabtu, 1 April 2006 | 06:02 WIB

Jember, NU  Online

Belum genap 4 bulan, duduk di kursi Ketua PC. GP. Ansor Jember, Ir. Abd. Syukur  harus siap-siap dilengserkan. Betapa tidak, Jum’at sore (23/3) 20 Ketua Pengurus Ancab Ansor berkumpul di aula kantor PCNU, Jalan Imam Bonjol untuk mengevaluasi kinerja Syukur dan kabinetnya. Tidak hanya mengevaluasi, mereka juga mengultimatum Syukur agar dalam waktu 10 hari kedepan, segera mengadakan perombakan pengurus, khususnya di posisi sekretaris. Jika tidak, bukan tidak mungkin Syukur juga ikut digeser. Sebab, mereka mengancam mosi tidak percaya bila dalam dead line itu Syukur  tetap diam. “Setelah itu, kemungkinan kita menggelar Konferensi Luar Biasa, dan itu sangat bisa karena yang tanda tangan di sisi lebih dari separuh”, ujar koordinator pertemuan, Hasan Basri.

<>

     Menurut sumber di kalangan Ansor yang tidak mau disebutkan namanya, persoalan sebenarnya bermula dari keputusan Syukur yang tidak  mengakomodasi pihak-pihak yang kalah dalam Konferensi Ansor, Desember tahun lalu. Dikatakanya, 3 hari sebelum konferensi, beberapa calon ketua dikumpulkan di rumah seorang tokoh Ansor, dan menghasilkan kesepatakan tak tertulis bahwa siapapun yang menang harus mengakomodasi yang kalah. Karena kesepakatannya sudah begitu, maka ada calon ketua yang rela mengundurkan diri karena sudah diplot di posisi sekretaris. Sehingga melempangkan jalan Syukur untuk meraih posisi ketua.

   Namun setelah Syukur terpilih, kesepakatan itu dilanggarnya. Bahkan sebagai ketua terpilih, ia memasang Iswinarso di posisi Sekretaris. Padahal, Ketua Sarbumusi tersebut tidak termasuk yang disepakati dalam pertemuan itu, karena kiprahnya di Ansor memang tidak nampak. Sumber itu menambahkan, keputusan Syukur menarik Iswinarso tak lepas dari campur tangan petinggi DPC PKB Jember versi Anam. Ini bisa dipahami mengingat selama ini kendali Ansor Jember dipegang oleh petinggi PKB versi Gus Dur. Dan Iswinarso sendiri adalah Ketua PAC PKB Sumbersari bentukan DPC PKB versi Anam. Kendati demikian, kepengurusan tetap jalan. Namun terus terjadi tarik ulur, menyoal poisisi Iswinarso. “Sehingga kepengurusan tidak solid, malah ada yang mengundurkan diri. Akibatnya, program tidak jalan karena di dalam sendiri saling cakar”, ujar sumber itu.

   Sementara itu, Syukur yang dihubungi via HP kemarin mengaku belum menerima “warning” itu. Namun lelaki asal Sumberbaru itu, membantah bahwa kabinetnya tidak solid. Sedangkan tentang program Ansor, menurutnya sebagian sudah jalan,  karena memang baru bekerja 4 bulan. Kalau tuntutan yang lain? “Kalau tidak cocok, sebentar-sebentar minta diganti, lantas kapan selesainya?”, pungkas Syukur (ary)

 


Terkait