Surabaya, NU Online
Peringatan hari lahir (Harlah) ke 93Nahdlatul Ulama oleh PWNU Jatim begitu istimewa, karena puncak harlah bertepatan dengan 16 Rajab 1437 H pada hari Ahad (24/4).
"Kita patut bersyukur harlah NU ke-93 tahun ini makin eksis dan semakin besar perannya baik dalam aspek agama maupun sosial," Kata KH Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jatim.
Harlah kali ini sangat strategis karena bisa dijadikan miqot atau titik penyempurnaan awal persiapan. Tujuh tahun lagi NU akan memasuki satu abad, di mana tantangan NU ke depan makin komplek.
"Tentu dengan bertambah usia, kita harus benar-benar menghayati jiwa juang para pendiri NU dalam berkhidmah kepada masyarakat," jelas Kiai Mutawakkil saat ditemui di ruangan tanfidziyah Gedung PWNU Jatim.
Di era globalisasi yang sangat dinamis ini, NU berhadapan langsung dengan tantangan keagamaan yang tidak sesuai dengan kultural bangsa ini. Tentu hal itu, NU harus memiliki jiwa juang melakukan spirit juang tanpa rasa takut,
"Tentu juang dengan santun dan Rahmatal lil Alamin," lanjut Kiai Pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.
Selain itu, NU harus membendung pemahaman keagamaan yang bisa mengganggu keamanan, ketertiban, dan kemapanan masyarakat Indonesia.
Sedangkan dari aspek kemasyarakatan. Dulu ulama dan warga NU menghadapi penjajah Belanda tapi hari ini tantangan itu, tidak kalah beratnya dengan kolonialisme Belanda. Yaitu kapitalisme global di sana ada radikalisme, dalam bentuk gerakan terorisme.
"Gerakan mereka tentu mengatasnamakan agama," jelasnya.
Yang lebih bahaya lagi adalah masa depan bangsa ini akan terancam, narkoba, korupsi, dan kapitalisme. NU harus menyiapkan diri menghadapi tantangan dan rintangan itu.
"Di harlah ini momentum yang sangat tepat untuk berjihad melawan kekejaman radikalisme, narkoba, korupsi dan kapitalisme," pungkasnya. (Rof Maulana/Mukafi Niam)