Grobogan, NU Online
Semakin gencarnya gerakan wahabisasi mendapat komentar dari Wakil Katib NU Jateng, KH Nasrulloh Afandi. Ia mewanti-wanti, perlunya kewaspadaan terhadap aktivitas gerakan Wahabisasi yang kian gencar, utamanya mengincar generasi millenial.
"Di kampus-kampus, sekolah-sekolah, kantor-kantor, di pabrik-pabrik, generasi NU millenial kian gencar jadi incaran target utama Wahabisasi," katanya dalam pengajian di Pondok Pesantren Miftahussa’adah, Tambakselo Wirosari. Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (22/3).
Gus Nasrul, sapaan akrabnya menyampaikan satu cerita nyata, di mana ada sebuah keluarga NU, berpendidikan non pesantren, mulai leluhurnya semua NU tulen, aktif mengikuti pengajia-pengajian bersama kiai-kia NU, tetapi kini sekeluarga mendadak jadi Wahabi.
"Prosesnya sangat singkat, karena anak pertamanya kuliah di sebuah perguruan tinggi, di kota besar dan bergaul dengan aktivis dakwah atau ‘misioner’ dakwah Wahabi di kampusnya. Ia tertarik dengan dakwah ativis Wahabi tersebut," tutur Doktor Maqashid Syariah Cumm Laude Universitas al-Qurawiyin Maroko itu.
Parahnya lagi, kata Gus Nasrul, anak pertama tersebut, karena bapaknya sudah meninggal, selanjutnya memengaruhi adik-adiknya. Lalu ibunya yang kurang pengetahuan ilmu agama, dan segenap keluarganya menjadi Wahabi semua.
"Sudah tidak doyan lagi amaliah -amaliah NU. Bahkan anak cucunya pun dititipkan di sekolah-sekolah Wahabi," kata Gus Nasrul dengan nada miris.
Cerita seperti itu hanya salah satu contoh saja. Menurutnya mereka yang sejak lahir sudah NU, dan turun temurun keluarga amaliah NU, namun karena salah pergaulan saat remaja, bergaul dengan aktivis dakwah wahabi, maka bisa menjadikan semua keluarganya keluar dari NU. (Reza/Kendi Setiawan)