Kiai Pesantren di Jombang Bahtsul Masail-kan Kriteria Kemiskinan
Jumat, 19 Desember 2008 | 10:33 WIB
Para kiai dan ulama pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur, menggelar bahtsul masail (pembahasan masalah) tentang kriteria kemiskinan. Acara yang diselenggarakan Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren (FBMPP) Jombang itu digelar di Masjid Al Hikmah, Sengon, Jombang, Kamis (18/12) kemarin.
Sekretaris FBMPP KH Abdus Salam Shohib mengatakan, seiring krisi ekonomi global, diduga juga berdampak pada perekonomian nasional. “Jika tidak diantisipasi, jumlah kemiskinan di Indonesia juga akan meningkat,” katanya seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Yusuf Suharto.<>
FBMPP, kata Gus Salam—panggilan akrab KH Abdus Salam Shohib--terdorong untuk urun rembuk melihat dan mendefinisikan kemiskinan dalam perspektif hukum agama. Rumusan itu murni melalui kitab kuning sebagai pembanding rumusan pemerintah.
“Syukur-syukur jika rumusan ini bisa membantu pemerintah,”imbuh Gus Salam yang juga Ketua Majelis Pengasuh Pesantren Mamba’ul Ma’arif itu.
Kepala Seksi Badan Pusat Statistik Jombang, Isman, mengatakan, lembaganya tidak berwenang untuk mendefinisikan kriteria kemiskinan, karena semuanya terpusat di BPS Pusat.
“Definisi kemiskinan itu kompleks dan memerlukan lintas disiplin ilmu, apalagi kita hanya perpanjangan tangan dari BPS Pusat, tidak berwenang menentukan tolok ukur, hanya mendata,” terang Isman.
Namun, berdasarkan kriteria yang telah dibuat BPS Pusat, Isman menjelaskan, definisi
secara umum kemiskinan sebagai ketidakmampuan orang untuk mencukupi kebutuhan
hidup yang sifatnya mendasar, dengan menggunakan pendekatan asupan kalori.
“Jika kurang kalori, maka dia tergolong miskin, tapi masalahnya alat untuk mendeteksi jumlah kalori yang diasup itu tidak ada,” ujarnya.
Kepala Badan Keluarga Berencana setempat, Amin Syari, menambahkan, ukuran kemiskinan dilihat dari variabel, misalnya, jika anggota keluaraga ada yang tidak sekolah, berarti terkategori miskin. Pemberantasan kemiskinan terkait kebodohan sehingga solusinya adalah pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Namun, Abdul Salam, Koordinator Jombang untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), mengungkapkan, yang mengetahui orang itu miskin atau tidak adalah dirinya sendiri.
“Tidak bisa kita mendefinisikan kemiskinan dari perspektif kita, biarkan saja masyarakat terkait mementukan kriteria, tapi kita juga punya batasan-batasan berdasar kriteria BPS dan BKB,” katanya.
Forum yang diikuti utusan pesantren dan perwakilan Majelis Wakil Cabang NU se-Jombang itu dihadiri sejumlah pengasuh pesantren, di antaranya, Pesantren Diwek, Pesantren Tambakberas, Pesantren Darul Ulum. Ketua Lembaga Bahtsul Masail NU Jombang, Agus Ahmad Syaikhu, juga hadir pada kesempatan itu. (rif)