LPBINU Hadirkan Mobil Sanitasi Air Bersih untuk Warga Terdampak Banjir di Padang
Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:03 WIB
Jakarta, NU Online
Krisis air bersih masih menjadi persoalan serius bagi warga terdampak bencana di Kota Padang, Sumatra Barat. Di tengah keterbatasan pasokan air dan tidak berfungsinya layanan PDAM di sejumlah wilayah, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) menghadirkan solusi melalui pengoperasian mobil sanitasi air bersih.
Anggota LPBI PBNU, Beny Syaaf Jafar, mengatakan bahwa mobil sanitasi tersebut beroperasi di sekitar Sungai Guo, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Dari air sungai yang keruh dan tidak layak konsumsi, alat ini mampu mengolah dan menghasilkan air bersih yang siap digunakan bahkan diminum.
Menurutnya, pengiriman mobil sanitasi ini merupakan bagian dari respons kemanusiaan NU terhadap dampak bencana yang dirasakan langsung oleh para penyintas. Kehadirannya menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak warga yang selama berhari-hari mengalami kesulitan memperoleh air bersih.
“Tujuan pengiriman mobil sanitasi air bersih ini tentu untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. LPBI NU memiliki fasilitas mobil sanitasi yang dapat dimanfaatkan dalam kondisi darurat,” ujar Beny kepada NU Online, Jumat (26/12/2025).
Ia menjelaskan, lokasi Sungai Guo dipilih atas rekomendasi Sekretaris PWNU Sumatra Barat. Mobil sanitasi tersebut dioperasikan selama dua hari di lokasi tersebut dan mendapat respons positif dari masyarakat.
“Alhamdulillah tanggapan warga sangat baik. Di daerah ini sebenarnya ada jaringan PDAM, tetapi airnya tidak mengalir, sehingga warga benar-benar kesulitan mendapatkan air bersih,” katanya.
Secara teknis, Beny menerangkan bahwa mobil sanitasi bekerja dengan menyedot air dari sumber terdekat seperti sungai, sumur, atau waduk. Air dialirkan melalui pipa dan selang ke dalam sistem penyulingan di dalam mobil yang dioperasikan menggunakan mesin genset. Proses pengolahan memerlukan waktu sekitar satu hingga dua jam.
“Air sungai ditampung terlebih dahulu, kemudian diproses melalui sistem penyulingan sehingga menghasilkan air bersih yang layak digunakan,” jelasnya.
Dalam satu hari, mobil sanitasi LPBI PBNU mampu memproduksi hingga 2.000 liter air bersih. Air tersebut dimanfaatkan warga untuk berbagai kebutuhan, mulai dari memasak, mandi, hingga kebutuhan sehari-hari lainnya.
“Warga datang membawa galon, jerigen, ember, dan berbagai wadah penampung air lainnya,” ujarnya.
Beny menegaskan bahwa ketersediaan air bersih sangat krusial untuk mencegah munculnya penyakit pascabencana. “Kami berharap keberadaan mobil sanitasi ini bisa membantu warga, karena air kotor sangat berisiko menimbulkan penyakit,” katanya.
Ke depan, LPBI PBNU berencana memperluas jangkauan layanan mobil sanitasi air bersih ke wilayah lain yang juga terdampak bencana, seperti Padang Pariaman dan Kabupaten Agam, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan menjaga kesehatan dan keselamatan warga pascabencana.
============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.