Daerah

Mahasiswa Baru Unusa Berdoa untuk Warga Lombok

Senin, 27 Agustus 2018 | 07:45 WIB

Mahasiswa Baru Unusa Berdoa untuk Warga Lombok

Mahasiswa Unusa berdoa untuk warga Lombok

Surabaya, NU Online
Para mahasiswa baru Universitas NU Surabaya (Unusa) tahun akademik 2018/2019 melakukan apel tanda dimulainya Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Apel yang dilaksanakan pada Senin (27/8) diikuti oleh lebih dari 1.200 maba dan dihadiri oleh rektor beserta jajarannya.

Dalam kesempatan tersebut Achmad Jazizide, rektor Unusa mengajak kepada seluruh mahasiswa baru agar senantiasa mensyukuri karunia Allah berupa kesehatan dan keselamatan sehingga bisa mengikuti acara PKKMB dalam keadaan baik.

“Kita semua patut bersyukur, hari ini saudara-saudara masih dapat tersenyum bahagia, sedangkan saudara-saudara kita di Lombok, NTB sedang berduka karena musibah gempa yang telah berguncang di sana,” ujar rektor.

Rektor mengajak para mahasiswa untuk bersama-sama mendoakan warga Lombok, agar diberikan kesabaran dan ketabahan menghadapi cobaan yang Allah berikan. "Dan semoga segala macam musibah yang sedang menimpa segera berakhir,” imbuhnya.

Doa bersama untuk warga terdampak gempa dipimpin oleh Ustadz Nanang Rahman Saleh, dosen FKIP Unusa, di halaman Unusa Tower Kampus B, Jemursari. Sebelum berdoa, Ustadz Nanang mengajak kepada seluruh mahasiswa baru agar selalu meningkatkan kepedulian kepada sesama.

Ketua Unusa Peduli, M Ghofirin mengatakan di hadapan 1.200 mahasiswa baru bahwa Gerakan Unusa Peduli telah aktif membantu korban bencana Gempa di Lombok.

“Alhamdulillah, sejak awal Unusa sudah berkirim tim assessment, kemudian mahasiswa UKM Magana (Mahasiswa Siaga Bencana), dan baru-baru ini Unusa juga berkurban beberapa hewan kurban di Lombok,” ungkap Ghofirin yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan mahasiswa baru.

Pihaknya mengatakan dalam waktu  dekat Unusa Peduli akan mengirimkan tenaga medis dan tenaga trauma healing untuk membantu meringankan beban para pengungsi di Lombok.

Sebagaimana diketahui bahwa gempa yang terjadi di Lombok, NTB telah merenggut lebih dari lima ratus nyawa, dan ribuan pengungsi serta bangunan rusak. Saat ini status sudah berubah dari tanggap darurat menjadi pemulihan pasca bencana. (Red: Kendi Setiawan)


Terkait